975 Ton Limbah Radioaktif Berhasil Dipindahkan dari Banten

Jakarta (ANTARA) – Satgas Cesium-137 Indonesia telah memindahkan 975 ton limbah radioaktif dari kawasan industri di Provinsi Banten, kata pejabat pada Sabtu. Ini merupakan salah satu upaya dekontaminasi terbesar di negara ini, dengan target pembersihan selesai pada akhir November.

Rasio Ridho Sani, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan kepala divisi mitigasi satgas, menyatakan bahwa pekerjaan intensif sedang berlangsung di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang.

“Material yang terkontaminasi telah dipindahkan ke penyimpanan sementara di PT PMT. Kami perkirakan seluruh proses dekontaminasi akan berakhir pada akhir November,” ujar Sani.

Dia melaporkan kemajuan signifikan, mencatat bahwa beberapa pabrik yang sebelumnya teridentifikasi terkontaminasi kini telah dinyatakan bersih dan diizinkan beroperasi kembali.

Menurut Sani, tingkat radiasi di “Zona Merah”—lokasi A, C1, D, H, dan I—telah dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Lokasi lain, termasuk B, E, F, dan F1, sedang mengalami proses semenisasi menggunakan beton berkualitas tinggi, sementara pekerjaan persiapan untuk pembungkusan terus berlanjut di lokasi C belakang PT VP.

“Tindakan pembungkusan sedang diimplementasikan untuk menjamin keselamatan publik, termasuk memagari area yang terdampak,” jelasnya.

Dalam pembaruan terpisah, Bapeten mengonfirmasi kemajuan di tiga lokasi terkontaminasi di Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.

Yudi Pramono, direktur teknik dan kesiapsiagaan nuklir agensi tersebut, mengatakan paparan Cesium-137 di lokasi-lokasi itu telah dikurangi melalui semenisasi.

Tingkat radiasi kini turun di bawah 0,5 mikrosievert per jam, yang dianggap aman untuk paparan publik.

“Kami akan terus memantau untuk memastikan keselamatan jangka panjang bagi komunitas di sekitarnya,” kata Pramono.

MEMBACA  Pendekatan - WWF setuju tentang pengelolaan daerah aliran sungai, merumuskan prioritas