Waspada Gigitan Kutu! Alergi Daging Mematikan Muncul di Amerika

Jumat, 14 November 2025 – 10:31 WIB

New Jersey, VIVA – Kasus kematian pertama yang terkait dengan sindrom alpha-gal, yaitu alergi terhadap daging mamalia yang ditularkan lewat gigitan kutu, baru aja diungkapin dalam sebuah penelitian ilmiah.

Seorang pilot berusia 47 tahun dari New Jersey dinyatakan sebagai pasien pertama yang meninggal karena kondisi langka ini, seperti yang dilaporkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology. Scroll lagi yuk buat baca lebih lanjut!

Menurut penelitian itu, pria yang namanya dirahasiakan ini mengalami serangkaian reaksi alergi serius setelah melakukan aktivitas luar ruangan di musim panas 2024.

Saat itu, dia pergi berkemah sama keluarganya. Di malam pertama, mereka makan steak untuk makan malam. Ga lama kemudian, dia merasa ga enak badan, yang jadi begitu parah sampai dia geliat kesakitan, diare, dan muntah.

Meski kondisinya membaik keesokan harinya, sang pria bilang sama anaknya bahwa selama kejadian itu dia merasa sangat kesakitan.

“Saya pikir saya akan mati,” katanya, seperti dilaporkan People, Jumat 14 November 2025.

Dua minggu setelah kejadian itu, keluarga ini dateng ke pesta barbekyu. Sekitar jam 3 sore, dia makan daging merah lagi dalam bentuk hamburger. Tapi, empat jam kemudian, dia ditemukan dalam kondisi kritis.

Menurut laporan penelitian, salah satu anaknya nemuin ayahnya udah ga sadar di lantai kamar mandi dengan muntahan di sekitarnya; anaknya nelpon 911 jam 7:37 malam dan mulai lakukan resusitasi. Tim medis lanjutin upaya penyelamatan selama 2 jam, termasuk pindahin pasien ke rumah sakit, tapi pada jam 10:22 malam, dia dinyatakan meninggal.

Hasil otopsi awal nyatain penyebab kematian sebagai kematian mendadak yang ga bisa dijelasin. Tapi, istrinya merasa ada sesuatu yang terlewat.

MEMBACA  Masyarakat Sukabumi Diharapkan Tetap Waspada Terhadap Potensi Gempa Susulan

Dia kemudian hubungi Dr. Erin McFeely, seorang dokter anak yang juga teman keluarga. Mereka berdua curiga bahwa reaksi alergi terhadap daging yang dipicu gigitan kutu mungkin jadi penyebabnya.

Kecurigaan itu mengarahkan mereka pada Dr. Thomas Platts-Mills dari UVA Health, ahli yang nemuin alergi alpha-gal. Lewat beberapa tes, Dr. Platts-Mills akhirnya simpulin bahwa korban meninggal karena reaksi alergi parah akibat sensitisasi terhadap molekul alfa-gal.

Meski korban ga punya bekas gigitan kutu yang jelas, istrinya bilang suaminya punya sekitar selusin gigitan yang dia sebut sebagai “tungau” di sekitar pergelangan kaki.

Halaman Selanjutnya

Dalam kenyataannya, di wilayah timur Amerika Serikat, apa yang sering dianggap sebagai tungau sering kali sebenernya adalah larva Lone Star tick, kutu yang air liurnya mengandung molekul gula alfa-gal.