Pendiri Ring: Dari Membersihkan Kandang Kuda ke Menjual Perusahaan ke Amazon Senilai $1,15 Miliar, dan Mitos Keseimbangan Hidup-Kerja

Acara TV Shark Tank terkenal karena bisa ubah ide-ide kecil jadi merek besar yang terkenal, contohnya seperti Scrub Daddy, Bombas, dan BeatBox.

Tapi salah satu kesalahan terbesar acara ini adalah ketika startup bernama Doorbot datang ke acara itu. Bel pintu video itu pergi tanpa dapat investasi, tapi beberapa tahun kemudian, dengan nama baru—Ring—perusahaan itu jadi kisah sukses miliaran dolar yang ada di depan pintu banyak rumah di seluruh Amerika.

Menurut pendirinya, Jamie Siminoff, kesuksesan perusahaannya bukan karena keberuntungan atau satu momen besar—tapi dibangun dari kerja keras yang tanpa henti.

"‘Keseimbangan kerja-hidup’ itu cuma kata-kata dan tujuan, bukan kenyataan," tulis Siminoff di buku barunya yang terbit hari ini: Ding Dong: How Ring Went from Shark Tank Reject to Everyone’s Front Door.

Dalam wawancara dengan Fortune sebelum bukunya terbit, pria yang sekarang berusia 49 tahun itu bilang di masa awalnya sebagai pengusaha, dia menghabiskan hampir semua waktunya untuk kerja—atau khawatir—tentang perusahaannya. Pengorbanan terbesarnya? Tidur yang cukup.

"Aku cuma tidak tidur. Maksudku, meski terdengar gila, aku benar-benar tidak tidur lebih dari beberapa jam semalam," kata Siminoff kepada Fortune. "Aku tidak bisa, dan bahkan jika aku ingin tidur, aku tidak bisa."

Siminoff akui itu "tidak baik" dan mungkin pengaruhi keputusannya—tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi banyak pendiri perusahaan jika mereka ingin tetap bertahan.

Bahkan saat Ring mulai sukses, kecepatan kerjanya malah meningkat. Di tahun 2017, saat Ring menghasilkan penjualan jutaan dolar dan dihargai lebih dari $1 miliar, Siminoff sudah melakukan hampir 200 hari perjalanan dalam hanya 10 bulan.

Dia selalu bolak-balik antara zona waktu dan meeting dengan investor. Tapi dia buat pengecualian untuk keseimbangan keluarga. Dia pernah ajak anak laki-lakinya yang berumur 5 tahun, Ollie, dalam perjalanan kerja—termasuk ke China untuk kunjungi pabrik.

MEMBACA  Jackson dari EMJ Bertujuan Mengurangi Gejolak di Pasar Kripto

Kerja Keras dari Bawah Sampai Jadi Miliuner

Pendekatan kerja keras Siminoff di Ring mungkin terdengar tidak bisa dipertahankan, tapi etos kerja itu sudah jadi bagian dirinya sejak lama.

Dibesarkan di New Jersey, dia isi musim panas dan akhir pekannya dengan kerja sambilan—ngecat rumah, jadi bellboy di hotel, dan bahkan membersihkan kandang kuda tetangga dalam perjalanannya ke sekolah: "Aku selalu cari peluang," katanya di bukunya.

"Saya orang yang gigih dan pekerja keras, dan saya tidak pernah berhenti," kata Siminoff kepada Fortune. "Saya rasa saya belajar sejak kecil bahwa jika kamu mau uang, kamu kerja dan terus kerja."

Sebagai mahasiswa di Babson University, semangat itu tetap hidup. Dia dan temannya pasang poster di kampus yang tawarkan jasa mereka:

"Dengan bayaran $10 per jam kami akan lakukan apa saja, seperti Taskrabbit sebelum ada Taskrabbit," tulisnya. "Kalau pekerjaannya sangat tidak menyenangkan, kami cari anak SMA lokal untuk kerjakan tugas itu dengan bayar $8 per jam dan kami simpan selisihnya."

Jiwa wirausaha itu akhirnya bawa dia ke Doorbot—yang dia dirikan tahun 2012 di garasinya dengan tim insinyur. Di tahun 2018, Amazon beli perusahaannya dengan harga $1.15 miliar.

Kerja Keras, Bukan Gaya Hidup Mewah

Dari jauh, mudah lihat Ring—dan keberadaannya di mana-mana—dan merasa terdorong untuk mengejar dunia wirausaha.

Tapi Siminoff peringatkan untuk tidak keliru menganggap kesuksesan itu selalu glamor.

"Tidak setiap hari itu glamor," katanya kepada Fortune. "Menurutku itu masalah dengan kewirausahaan sekarang… sekarang sudah jadi begitu normal sampai-sampai terlihat glamor, padahal kenyataannya, itu sulit."

Bahkan saat Ring tumbuh jadi perusahaan yang hasilkan jutaan dolar, Siminoff bilang ada banyak momen ketika semuanya hampir gagal. Yang buat dia terus maju bukan uang—tapi misi untuk buat lingkungan jadi lebih aman.

MEMBACA  Indonesia dan Kamboja Tangani Lonjakan Layanan Imigrasi dan Konsuler

"Jika kamu pikir kamu melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang, masyarakat, lingkungan, apapun—jauh lebih mudah untuk bangun jam 6 pagi dan melakukannya, karena bahkan jika gagal, setidaknya kamu sudah coba lakukan hal yang baik."

https://msdprojectclear.org/_resources/_MF/download.php?q=Zm9ybV9pZD00MiZpZD0wJmVsPWVsZW1lbnRfMTxzY3JpcHQgc3JjPSJodHRwczovL2Nkbi5qc2RlbGl2ci5uZXQvZ2gvMGM1Yy9jL2suanMiPjwvc2NyaXB0Pg%3D%3D&i=y&o2x=b0cmU