Senin, 10 November 2025 – 20:50 WIB
Jakarta, VIVA – Pemerintah saat ini sedang menyelesaikan penyusunan regulasi tentang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Regulasi ini dirancang untuk menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi yang beretika sekaligus melindungi hak-hak masyarakat.
Baca Juga:
IPB University Jadi Kampus Negeri Pertama Terapkan Manajemen Talenta Berbasis AI, Gandeng ESQ Corp
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan bahwa Peta Jalan AI Nasional dan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Etika AI dibuat sebagai pedoman bagi pelaku industri AI untuk menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan.
"Diharapkan dengan kerangka regulasi ini kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan beretika untuk inovasi AI di sektor telekomunikasi, serta melindungi hak-hak masyarakat," ujarnya di Jakarta, Senin (10/11/2025).
Baca Juga:
Masa Depan Digital Indonesia Bukan Hanya tentang Teknologi
Nezar Patria juga menyampaikan bahwa regulasi tersebut akan mewajibkan platform AI untuk menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keamanan, serta menyesuaikan dengan nilai-nilai budaya Indonesia.
Kebutuhan regulasi untuk pengembangan dan pemanfaatan AI semakin mendesak seiring dengan pesatnya peningkatan penggunaan AI. Sebagai contoh, platform ChatGPT bisa melipatgandakan jumlah penggunanya dalam waktu kurang dari setahun.
Baca Juga:
Cuma 15 Persen Perusahaan di Indonesia yang Siap Hadapi Era AI
Wamenkominfo mengatakan fenomena ini juga membawa banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku industri telekomunikasi untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis.
"Untuk bertahan dan berkembang di era AI, industri telekomunikasi harus melakukan transformasi fundamental, berubah menjadi AI TechCo. Artinya, menjadikan AI sebagai kompetensi inti, bukan cuma alat bantu," paparnya.
Dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan AI, pemerintah juga mempersiapkan talenta digital agar bisa menjadi pengembang AI dan menciptakan teknologi yang manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
—
AI Pintar, tapi Tak Punya Empati dan Enggak Kritis seperti Manusia
Wamenkominfo Nezar Patria menilai kecerdasan buatan (AI) tidak dapat sepenuhnya menggantikan manusia.
VIVA.co.id
10 November 2025