Jakarta (ANTARA) – Indonesia meresmikan pabrik petrokimia senilai 3,98 miliar dolar AS di Cilegon, Banten, pada hari Kamis. Proyek penting ini menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia akan mengurangi ketergantungan negara terhadap impor petrokimia dan meningkatkan daya saing industri.
“Dengan pabrik ini, kita tidak perlu lagi mengimpor produk petrokimia dalam jumlah besar,” kata Lahadalia dalam upacara peresmian yang dihadirinya secara virtual dari Jakarta.
Pabrik ini dibangun dengan investasi dari Korea Selatan oleh Lotte Corporation dan merupakan bagian dari kompleks petrokimia terpadu yang ditetapkan sebagai proyek strategis nasional. Pabrik ini memiliki kapasitas untuk memproses tiga juta ton nafta per tahun menjadi berbagai produk petrokimia.
Fasilitas ini diharapkan dapat memproduksi 1 juta ton etilen, 520.000 ton propilen, 400.000 ton benzena, toluena, dan xilena, 350.000 ton polipropilen, serta 140.000 ton butadiena setiap tahunnya.
Sekitar 70 persen dari output pabrik, yang bernilai kurang lebih 1,5 miliar dolar AS, akan menggantikan produk impor. Total penjualan tahunan diproyeksikan mencapai sekitar 2 miliar dolar AS.
Berita terkait: Prabowo berjanci ciptakan iklim yang aman dan terbuka untuk investasi asing
Kompleks baru ini terintegrasi dengan fasilitas yang sudah ada yang mampu memproduksi 450.000 ton polietilen per tahun dan dirancang untuk menggunakan liquefied petroleum gas (LPG) sebagai bahan baku alternatif selain nafta.
“Hari ini menandai perluasan agenda hilirisasi Indonesia di luar mineral dan batubara ke sektor minyak dan gas,” ujar Lahadalia.
Dia menambahkan bahwa proyek Lotte ini merupakan investasi petrokimia skala besar pertama Indonesia dalam tiga dekade terakhir sejak kompleks Chandra Asri dibangun pada era mantan Presiden Soeharto.
Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Lahadalia menyatakan Indonesia bertujuan memaksimalkan sumber daya alam melalui hilirisasi dan investasi asing untuk menciptakan lapangan kerja dan memperkuat daya saing industri.
Menurut menteri, proyek ini telah menciptakan 17.000 lapangan kerja langsung dan diharapkan dapat menguntungkan sekitar 40.000 orang secara langsung maupun tidak langsung.
Berita terkait: Prabowo buka pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara di Cilegon