Saham Robinhood (HOOD) turun 7% pada hari Kamis setelah platform trading itu melaporkan keuntungan dan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan dan mengumumkan CFO-nya akan meninggalkan perusahaan di kuartal pertama tahun depan.
Saham sempat turun sampai 8% di pagi hari karena para analis Wall Street menunjukkan pengeluaran operasional yang lebih tinggi dari perkiraan. Pendapatan dari cryptocurrency, walaupun kuat, tetap tidak memenuhi ekspektasi.
Di kuartal ketiga, Robinhood melaporkan laba per saham $0.61, lebih banyak dari perkiraan Wall Street sebesar $0.53. Total pendapatan bersih mencapai $1.27 miliar, naik 100% dari tahun lalu dan lebih tinggi dari perkiraan $1.2 miliar.
Kenaikan pendapatan dari transaksi didorong oleh pendapatan crypto, yang naik lebih dari 300% menjadi $268 juta — walaupun ini lebih rendah dari perkiraan $287.2 juta. Pendapatan dari saham naik 132%.
Bersamaan dengan hasil kuartal ketiga, perusahaan mengatakan CFO-nya, Jason Warnick, akan pensiun tahun depan dan akan digantikan oleh Shiv Verma dari dalam perusahaan.
Saham perusahaan dari Menlo Park, California ini telah naik hampir 40% sejak bergabung dengan indeks S&P 500 di bulan September dan naik 280% sepanjang tahun ini, menjadikannya performa terbaik di S&P 500 tahun ini.
Kenaikan saham ini didorong oleh peluncuran produk baru tahun ini, mulai dari tokenized saham di Eropa, prediction markets, dan crypto staking.
"Prediction markets" Robinhood tumbuh dengan sangat cepat. Layanan ini memungkinkan trader untuk bertaruh pada hasil acara-acara besar, seperti pertandingan sepak bola, hasil pendapatan perusahaan Nvidia (NVDA), dan harga bitcoin di akhir tahun.
CEO Robinhood, Vlad Tenev, mengatakan volume untuk prediction markets telah berlipat ganda setiap kuartal dan bulan Oktober sendiri lebih besar dari seluruh kuartal ketiga.
Analis Wall Street melihat potensi pertumbuhan pendapatan yang besar karena platform ini mendapatkan $0.01 untuk setiap kontrak. Mereka percaya prediction markets ini bisa menjadi bisnis yang sangat besar.