Potensi Besar Industri Indonesia di Tengah Utilisasi Pabrik 59%

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa sektor manufaktur Indonesia masih memiliki ruang berkembang yang sangat luas. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata utilisasi pabrik yang mencapai 59,28 persen.

“Tingkat utilisasi manufaktur non-migas saat ini memperlihatkan peluang besar untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mendorong PDB lebih lanjut,” ujar Kartasasmita dalam sebuah pernyataan pada Kamis.

Meskipun menghadapi tantangan ekonomi global, kinerja manufaktur Indonesia tetap kuat. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor pengolahan non-migas tumbuh 5,58 persen pada kuartal ketiga tahun 2025, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,04 persen.

Ekspor non-migas juga naik 12,56 persen pada periode yang sama, menyumbang 85,21 persen dari total ekspor. Produk ekspor andalan meliputi lemak dan minyak hewani serta nabati (naik 50,34%), besi dan baja (15,88%), mesin dan peralatan listrik (17,55%), perhiasan dan batu permata (82,43%), serta kendaraan dan komponennya (8,12%).

“Barang manufaktur tetap menjadi tulang punggung ekspor Indonesia. Mereka mencerminkan daya saing industri kami sekaligus menggerakkan ekonomi nasional dan mempertahankan surplus perdagangan,” kata Kartasasmita.

Pada periode Januari hingga September 2025, investasi di sektor manufaktur mencapai Rp562,7 triliun, yang terdiri dari investasi domestik sebesar Rp178,9 triliun dan investasi asing sebesar Rp383,8 triliun.

Sektor ini menyumbang 37,73% dari total investasi nasional dan 81 persen dari total ekspor, yang menegaskan kepercayaan investor terhadap industri ini. Sektor manufaktur juga menyerap 20,31 juta pekerja, atau sekitar 13,86 persen dari total angkatan kerja Indonesia. Antara Februari dan Agustus 2025, sektor ini menambah sekitar 210.000 lapangan kerja baru, menjadikannya pemberi kerja terbesar kedua setelah sektor konstruksi.

MEMBACA  Selesai, Persiapan Layanan Jamaah Haji di Arab Saudi dan Embarkasi

“Ini membuktikan bahwa manufaktur tidak hanya mendorong pertumbuhan tetapi juga menciptakan lapangan kerja formal, yang mendukung keluarga dan pembangunan nasional,” pungkasnya.