Korban Tewas Topan Kalmaegi di Filipina Capai 140 Jiwa, Ratusan Lainnya Masih Hilang

Kamis, 6 November 2025 – 10:25 WIB

Cebu, VIVA – Korban meninggal akibat Topan Kalmaegi yang memicu banjir besar di Filipina bagian tengah telah meningkat menjadi 140 orang, dengan 127 orang masih dinyatakan hilang. Data ini berdasarkan laporan resmi pada Kamis, 6 November 2025, saat badai tersebut bergerak menuju Vietnam.

Baca Juga:
Topan Kalmaegi Picu Banjir Dahsyat di Filipina, 66 Orang Tewas 26 Hilang

Menurut informasi yang dikutip dari CNA, Kantor Pertahanan Sipil Nasional mengonfirmasi 114 kematian. Namun, perhitungan ini belum memasukkan 28 kematian tambahan yang dicatat oleh pemerintah provinsi Cebu.

Kebanyakan korban jiwa dilaporkan dari provinsi Cebu bagian tengah. Daerah ini dihantam Kalmaegi pada hari Selasa, yang menyebabkan banjir bandang dan meluapnya sungai-sungai serta saluran air. Hal ini diungkapkan oleh Bernardo Rafaelito Alejandro IV, wakil administrator Kantor Pertahanan Sipil.

Baca Juga:
Siaga Hujan Ekstrem, Ini Persiapan Pemprov Mitigasi Banjir Jakarta

Berdasarkan prakiraan cuaca, Topan Kalmaegi telah bergerak menjauh dari provinsi Palawan bagian barat ke Laut China Selatan sebelum siang hari Rabu dan sedang menuju Vietnam.

Mobil saling tumpuk akibat banjir bandang dampak Topan Kalmaegi di Cebu Filipina

Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi, Pemprov Jakarta Akan Modifikasi Cuaca pada 5-10 November

Di antara korban tewas, terdapat enam orang yang meninggal ketika sebuah helikopter Angkatan Udara Filipina jatuh di provinsi Agusan del Sur bagian selatan pada hari Selasa. Kru helikopter sedang dalam perjalanan untuk memberikan bantuan kemanusiaan ke provinsi-provinsi yang terdampak Kalmaegi, menurut pihak militer. Penyebab kecelakaan tersebut belum diumumkan.

Filipina Tengah Terdampak Berat

Pejabat setempat menyatakan bahwa Kalmaegi memicu banjir bandang dan menyebabkan sungai serta saluran air meluap. Banjir yang terjadi menenggelamkan banyak permukiman, memaksa penduduk naik ke atap rumah mereka. Di sana, mereka meminta pertolongan dengan panik saat permukaan air terus naik.

MEMBACA  Mobil Tesla Baru Tidak Bisa Dibeli, Uang Muka Konsumen Hilang

Setidaknya 71 orang tewas di Cebu, sebagian besar karena tenggelam. Selain itu, 65 orang dilaporkan hilang dan 69 lainnya mengalami luka-luka, menurut data dari Kantor Pertahanan Sipil. Sementara itu, 62 orang lagi dilaporkan hilang di provinsi Negros Occidental yang terletak dekat dengan Cebu.

"Kami melakukan segala cara untuk menghadapi topan ini, tetapi, Anda tahu, memang ada hal-hal yang tidak terduga seperti banjir bandang ini," ujar Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro, kepada The Associated Press melalui sambungan telepon.

Seorang relawan penyelamat, Caloy Ramirez, menuturkan bahwa banjir besar akibat topan tersebut telah mengubah permukiman mewah di tepi sungai di kota Cebu pada hari Selasa menjadi pemandangan yang tidak bisa dikenali. Daerah itu dipenuhi dengan mobil-mobil SUV yang rusak dan rumah-rumah yang porak-poranda.

Halaman Selanjutnya
Warga menceritakan bahwa air banjir memenuhi lantai pertama rumah mereka hanya dalam hitungan menit, sehingga mereka terpaksa lari ke lantai atas atau atap rumah dengan perasaan ketakutan.