Bank of America telah menaikan pengeluaran tahunan mereka untuk inisiatif teknologi strategis baru, termasuk investasi di AI, sebesar 44% dalam sepuluh tahun terakhir. Pengeluaran ini mencapai $4 miliar di tahun 2025. Eksekutif yang memimpin investasi ini adalah Hari Gopalkrishnan, seorang veteran 14 tahun yang baru saja dipromosikan menjadi chief technology and information officer.
Hari ini, di acara investor Bank of America, Gopalkrishnan akan menjelaskan visi untuk taruhan teknologi strategis ini. Dia juga akan bahas bagaimana ini terkait dengan investasi teknologi lebih besar senilai $118 miliar yang telah dibuat perusahaan selama dekade terakhir. Ini adalah pertama kalinya dalam 15 tahun kepemimpinan mengadakan acara ini.
“Kami telah secara stabil menaikkan pengeluaran untuk teknologi, sekarang sampai $13 miliar per tahun, di mana $4 miliar masuk ke pertumbuhan strategis,” kata Gopalkrishnan. “Kami memanfaatkannya di seluruh perusahaan, jadi setiap dolar yang dikeluarkan memberikan hasil maksimal.”
Itu artinya, ketika Gopalkrishnan menggunakan alat dan fungsi AI baru, dia akan prioritaskan aplikasi yang bisa digunakan di semua delapan lini bisnis. Contohnya adalah Erica, asisten virtual AI yang telah melampaui tiga miliar interaksi klien. Erica sekarang rata-rata lebih dari 58 juta interaksi per bulan. Alat ini membantu percakapan chatbot dengan klien, mengingatkan mereka tentang perubahan pola pengeluaran, dan menjawab pertanyaan perbankan. Tahun depan, Erica akan tersedia di desktop juga.
Versi internal Erica untuk karyawan sekarang digunakan secara teratur oleh lebih dari 90% tenaga kerja global perusahaan yang berjumlah 213,000 orang. Erica telah membantu mengurangi jumlah panggilan ke meja layanan IT perusahaan sebesar 50%.
Sektor perbankan telah mengadopsi kemampuan AI generatif lebih cepat daripada kebanyakan sektor lain. Investasi difokuskan pada chatbot berbasis AI, asisten virtual yang bisa meringkas dokumen keuangan, dan memantau penipuan. McKinsey memperkirakan AI bisa menghasilkan hingga $340 miliar per tahun untuk sektor perbankan global.
Raksasa keuangan lain, seperti Goldman Sachs dan Citigroup, juga telah memperkenalkan alat AI generatif baru untuk lebih banyak karyawan sepanjang tahun 2025.
Di Bank of America, Gopalkrishnan mengatakan dia kurang termotivasi untuk fokus pada alat AI yang hanya menghemat beberapa menit untuk tugas kerja sederhana. “Ketika Anda melihat perjalanan klien dari awal sampai akhir, itu melibatkan lebih dari 40 proses dan ribuan karyawan,” katanya. “Anda mulai memecah proses itu dan membayangkannya kembali. Saat itulah Anda mendapatkan ROI.”
Bank of America telah mengeksplorasi lebih dari 45 ‘proof of concept’ untuk AI generatif, dengan 15 di antaranya sudah berjalan secara komersial hari ini. Beberapa use case prioritas yang sedang dikerjakan termasuk alat yang bisa meringkas atau menawarkan fungsi pencarian untuk karyawan di bidang capital markets dan investment banking.
Bank of America juga telah berinvestasi $1,5 miliar dalam kemampuan data perusahaan selama lima tahun terakhir. Gopalkrishnan mengatakan ini sangat penting untuk menciptakan fondasi yang memungkinkan adopsi AI yang lebih luas.
Di departemen teknologi, Gopalkrishnan telah menggunakan asisten coding AI yang dipakai oleh 18,000 developer. Sudah ada peningkatan produktivitas sebesar 20% untuk bagian-bagian tertentu dari siklus pengembangan.
Lebih dari 130,000 karyawan Bank of America saat ini sudah diizinkan menggunakan alat produktivitas perusahaan, dan di akhir tahun, semua orang akan mendapat akses. Bank of America juga menawarkan program pembelajaran AI untuk melatih karyawan mereka.