Seorang pekerja Rumania yang dievakuasi dari reruntuhan menara abad pertengahan yang sebagian rubuh di ibu kota Italia, Roma, meninggal dunia di rumah sakit, menurut para pejabat.
Octay Stroici, yang tetap sadar selama operasi penyelamatan yang berlangsung lama, dibawa ke Rumah Sakit Umberto I dalam kondisi serius pada Senin malam dan dinyatakan meninggal beberapa jam kemudian.
Artikel Rekomendasi
list of 4 items
end of list
“Upaya resusitasi dilakukan selama sekitar satu jam untuk menyelamatkan Octay Stroici,” kata kantor berita Italia ANSA, mengutip pernyataan Rumah Sakit Umberto I.
“Meski demikian, aktivitas jantung spontan tidak dapat dipulihkan”, dan “kematiannya dinyatakan pada pukul 00:20” hari Selasa (23:20 GMT).
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dengan cepat menyampaikan ucapan belasungkawa.
“Saya menyampaikan duka cita dan belasungkawa yang mendalam, atas nama saya sendiri dan pemerintah, atas kehilangan tragis Octay Stroici, pekerja yang tewas dalam keruntuhan Torre dei Conti di Roma,” ujarnya dalam sebuah pernyataan. “Kami turut berduka bersama keluarganya dan rekan-rekannya di saat penderitaan yang tak terkatakan ini.”
Stroici tengah membantu merenovasi Torre dei Conti setinggi 29 meter (95 kaki), yang sebagian rubuh tak lama sebelum tengah hari pada hari Senin, menghamburkan puing-puing ke jalanan dan awan debu putih pekat ke udara.
Debu membubung saat bagian dari menara Torre dei Conti runtuh menyusul keruntuhan parsial sebelumnya, di dekat Via dei Fori Imperiali, dekat Koloseum, di Roma, Italia, 3 November 2025 [Remo Casilli/Reuters]
Runtuhan tersebut membuat Stroici terperangkap, dan tim penyelamat menghadapi tugas yang kompleks saat mereka berusaha menggunakan tangga udara dan jendela di lantai satu untuk mendekatinya. Namun mereka terpaksa mundur setelah keruntuhan kedua terjadi 90 menit kemudian.
Pendekatan lain menggunakan dua tangga juga dibatalkan, dan sebuah drone dikirim sebagai gantinya.
Menjelang senja, petugas pemadam kebakaran yang diangkat dengan derek menggunakan tabung raksasa untuk menyedot puing dari jendela lantai dua. Mereka melanjutkan pekerjaan hingga larut malam.
“Operasi berlangsung lama karena setiap kali sebagian tubuh berhasil dibebaskan, selalu ada tambahan puing yang menimbunnya,” kata Lamberto Giannini, prefek Roma, kepada wartawan.
Tiga pekerja lain berhasil diselamatkan tanpa luka-luka setelah insiden awal pada tengah hari, ujar juru bicara pemadam kebakaran Luca Cari. Seorang pekerja lainnya, berusia 64 tahun, dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis, dengan televisi negara RAI melaporkan bahwa ia sadar dan menderita patah tulang hidung.
Tidak ada petugas pemadam kebakaran yang terluka dalam operasi tersebut.
Torre dei Conti terletak di kawasan sibuk, tak jauh dari Forum Imperial dan dekat dengan Koloseum, situs wisata utama Italia. Menara ini dibangun pada abad ke-13 oleh Paus Innocent III sebagai tempat tinggal bagi keluarganya.
Menara ini rusak dalam gempa bumi tahun 1349 dan mengalami keruntuhan lanjutan pada abad ke-17.
Struktur bangunan, yang telah ditutup sejak tahun 2007, sedang menjalani restorasi senilai 6,9 juta euro (hampir $8 juta), yang mencakup pekerjaan konservasi, pemasangan sistem listrik, pencahayaan dan air, serta instalasi museum baru yang dikhususkan untuk fase terakhir dari Forum Imperial Romawi, menurut para pejabat.
Sebelum fase terbaru dimulai pada bulan Juni, survei struktural dan uji beban telah dilakukan “untuk memverifikasi stabilitas struktur, yang mengonfirmasi kondisi keamanan yang diperlukan” untuk melanjutkan pekerjaan, termasuk penghilangan asbes, kata para pejabat.
Pekerjaan saat ini, yang dilakukan dengan biaya 400.000 euro ($460.000), hampir sepenuhnya selesai.
Dalam perkembangan terpisah, pemerintah Italia memanggil duta besar Rusia setelah juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia membuat kaitan antara kecelakaan ini dengan dukungan Italia untuk Ukraina.
“Selama pemerintah Italia terus membuang-buang uang pembayar pajak dengan sia-sia, seluruh Italia akan runtuh, dari ekonominya hingga menara-menaranya,” ujar juru bicara tersebut, Maria Zakharova, di Telegram.
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, mencerca pernyataan Zakharova sebagai “memalukan” dan “tak dapat diterima”.