Orca dijuluki “paus pembunuh” karena suatu alasan. Predator puncak ini merupakan pemburu kelompok yang sangat terampil, menggunakan serangan terkoordinasi dan teknik khusus untuk menjatuhkan mangsa mereka.
Ilmuwan baru-baru ini berhasil merekam footage drone yang menakjubkan tentang sekelompok orca di Teluk California yang membunuh hiu putih besar muda dengan cara membalikkannya hingga terlungkup dan menyantap hatinya. Para peneliti mendeskripsikan serangan-serangan tersebut dalam sebuah studi baru yang diterbitkan hari Senin di jurnal Frontiers in Marine Science.
Video tersebut merupakan karya penulis utama studi, ahli biologi kelautan dan sinematografer bawah air Erick Higuera, dan Marco Villegas. Higuera telah memfilmkan dan mempelajari orca selama lebih dari satu dekade, tetapi kali pertama ia mengamati perilaku berburu hiu yang khusus ini adalah pada Agustus 2020. Awalnya, ia tidak dapat mengenali berdasarkan footage drone itu spesies hiu apa yang sedang diburu oleh kelompok tersebut.
“Saya pikir, ‘Mungkin ini hiu macan pasir,’—salah satu hiu yang mirip. Tapi saya tidak pernah menyangka bahwa itu adalah hiu putih besar,” kata Higuera kepada Gizmodo.
Perilaku yang Membingungkan
Meskipun interaksi antara kedua predator mematikan ini dianggap langka, para ilmuwan telah mendokumentasikan serangan orca terhadap hiu putih besar di Afrika Selatan, Australia, dan daerah lain di pesisir California. Paus pembunuh menargetkan hiu-hiu ini untuk diambil hati mereka yang kaya nutrisi, yang menurut Higuera dapat berbobot hingga 1.300 pon (600 kilogram)—sekitar seperempat dari massa total hiu.
Membalikkan hiu hingga terlungkup adalah strategi berburu umum yang digunakan orca untuk menginduksi keadaan tonik immobility. Gerakan ini melumpuhkan hiu untuk sementara, mencegahnya melawan. Ini juga memberi orca akses langsung ke hati mereka.
Yang unik dari kelompok orca di Teluk California ini adalah mereka menargetkan hiu putih besar muda, bukan dewasa, kata rekan penulis studi Salvador Jorgensen, seorang ahli ekologi kelautan dan asisten profesor di California State University Monterey Bay, kepada Gizmodo.
Orca cenderung memburu hiu putih besar dewasa karena mereka menawarkan imbalan yang lebih besar. “Hatinya jauh lebih besar,” jelas Jorgensen. “Tetapi yang kita lihat di Teluk California adalah mereka berulang kali memburu individu-individu kecil yang mungkin baru lahir satu atau dua tahun lalu.”
Mengetahui apa yang mendorong orca-orca ini untuk menargetkan hiu putih besar muda alih-alih dewasa akan memerlukan penelitian lebih lanjut, tetapi para penulis memiliki beberapa gagasan tentang keuntungan yang mungkin diberikan oleh strategi ini.
Perubahan Taktik Berburu
Apa yang kurang dari hiu putih besar muda dalam hal ukuran hati mungkin mereka ganti dengan kemudahan, menurut para peneliti. Mungkin lebih sederhana bagi sekelompok orca untuk membalikkan hiu putih besar yang lebih muda dan kecil hingga terlungkup, yang memungkinkan pembunuhan yang lebih mudah.
Hiu putih besar muda juga mungkin lebih naif dibandingkan yang dewasa. Hiu putih besar dewasa memiliki kemampuan luar biasa untuk merasakan keberadaan orca di dekat mereka. “Bahkan jika mereka mendapat sedikit saja bau atau petunjuk adanya orca, semua hiu putih itu akan melarikan diri dari area tersebut,” Jorjensen menjelaskan. Jika itu adalah perilaku yang dipelajari, hal ini mengisyaratkan bahwa hiu yang lebih muda lebih rentan terhadap serangan orca, katanya.
“Mungkin mereka belum mengembangkan strategi melarikan diri itu,” usul Higuera.
Perubahan iklim juga bisa berperan. Meningkatnya frekuensi peristiwa El Niño dan gelombang panas laut di Samudra Pasifik tampaknya telah mengubah area pembibitan hiu putih besar, meningkatkan kehadiran mereka di Teluk California. Pergeseran itu mungkin telah menghadirkan peluang bagi kelompok orca khusus ini, dengan menyediakan kohort musiman dari anak-anak hiu.
Apapun penyebabnya, mendokumentasikan serangan orca berulang kali terhadap hiu putih besar muda untuk pertama kalinya memunculkan banyak pertanyaan baru tentang kedua spesies dan interaksi mereka. “Sangat menarik bahwa di zaman sekarang ketika kita memiliki sensor dan kamera di mana-mana, kita masih menemukan hal-hal baru,” kata Jorgensen. “Masih ada misteri seperti ini di lautan.”