Presiden Jerman Steinmeier Mulai Kunjungan Afrika di Mesir

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier memulai perjalanan hampir seminggu ke Afrika pada hari Sabtu, tiba di Kairo pada sore harinya dalam sebuah perjalanan yang akan mencakup kunjungan ke Mesir, Ghana, dan Angola. Belum pernah ada seorang pun kepala negara Jerman yang mengunjungi Angola sebelum dia.

Steinmeier terakhir kali mengunjungi benua Afrika pada Desember 2024.

Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sissi telah mengundang presiden Jerman tersebut untuk menghadiri pembukaan resmi Grand Egyptian Museum. Museum ini dibangun dalam jarak pandang dari Piramida Giza.

Museum arkeologi ini memamerkan lebih dari 100.000 benda dari masa Firaun, Yunani, dan Romawi kuno. Untuk pertama kalinya, perlengkapan pemakaman lengkap dari raja muda Tutankhamun akan dipajang, termasuk topeng kematian emasnya.

Steinmeier didampingi oleh istrinya, Elke Büdenbender, dalam acara pembukaan museum tersebut.

Pembicaraan Mengenai Isu-Isu Timur Tengah

Steinmeier berencana memanfaatkan kesempatan di Kairo untuk melakukan pembicaraan bilateral dengan al-Sissi dan para pemimpin dunia lainnya yang sedang berkunjung.

Segera setelah kedatangannya di Kairo, Steinmeier menemui Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam.

Diskusi dengan kedua pemimpin tersebut diharapkan terutama akan berfokus pada situasi di Timur Tengah menyusul gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan organisasi Islamis Palestina, Hamas.

Menurut Kantor Presiden Federal di Berlin, dengan kunjungan berikutnya ke Ghana dan Angola, Steinmeier bertujuan untuk mengakui komitmen regional kedua negara tersebut terhadap stabilitas dan perdamaian di Afrika Barat.

Disebutkan bahwa kemitraan politik dengan mereka akan diperkuat, dan kerja sama di bidang ekonomi, sains, dan budaya akan diperluas.

Kantor kepresidenan menambahkan bahwa baik Ghana maupun Angola merupakan kekuatan politik yang berpengaruh di wilayah mereka dan juga mampu bertahan secara ekonomi dalam situasi ekonomi global yang sedang turbulen saat ini.

MEMBACA  Warga desa tewas dengan gaya eksekusi di Sudan, kata aktivis

Kerja Sama Pembangunan yang Erat dengan Accra

Secara politis, Ghana adalah sebuah demokrasi yang stabil dan karenanya menjadi surga perdamaian di Afrika Barat. Telah terjalin kerja sama pembangunan yang erat antara Jerman dan Ghana selama beberapa dekade.

Steinmeier pernah mengunjungi Ghana sebagai presiden pada tahun 2017, tetapi Angola belum pernah dikunjungi oleh kepala negara Jerman mana pun sebelumnya.

Angola juga dipandang sebagai mitra politik dan ekonomi yang penting di Berlin. Negara tersebut saat ini memegang keketuaan Uni Afrika (AU), asosiasi terpenting negara-negara Afrika dengan 55 anggota.

Angola Kaya akan Sumber Daya

Angola adalah produsen intan terbesar keempat di dunia dan memiliki deposit bahan baku kritis yang besar dan hampir belum tergarap, yang juga dibutuhkan oleh perekonomian Jerman. Angola adalah negara yang kaya minyak, dengan 90% ekspornya merupakan minyak mentah.

Jerman juga terutama memasok minyak dan gas dari negara berpenduduk sekitar 38 juta jiwa ini.

Steinmeier dalam perjalanannya didampingi oleh sebuah delegasi bisnis.