BEIRUT – Layar informasi di bandara internasional Beirut diretas oleh kelompok anti-Hezbollah dalam negeri pada hari Minggu, saat bentrokan antara kelompok militan Lebanon dan militer Israel terus meningkat di sepanjang perbatasan.
Informasi keberangkatan dan kedatangan digantikan dengan pesan yang menuduh kelompok Hezbollah membawa risiko perang total dengan Israel bagi Lebanon.
Layar tersebut menampilkan pesan dengan logo dari kelompok Kristen garis keras yang disebut Soldiers of God, yang telah menarik perhatian dalam setahun terakhir karena kampanyenya melawan komunitas LGBTQ+ di Lebanon, dan kelompok yang tidak begitu dikenal yang menyebut dirinya The One Who Spoke. Dalam pernyataan video, kelompok Kristen tersebut membantah keterlibatannya, sementara kelompok lainnya membagikan foto layar tersebut di saluran media sosialnya.
“Hassan Nasrallah, kamu tidak akan lagi memiliki pendukung jika kamu mengutuk Lebanon dengan perang yang tanggung jawab dan konsekuensinya akan kamu tanggung,” demikian bunyi pesan tersebut, menggambarkan sentimen serupa dengan kritikus selama bertahun-tahun yang telah menuduh Hezbollah menyelundupkan senjata dan amunisi melalui satu-satunya bandara sipil negara kecil di Laut Tengah ini.
Hezbollah telah melakukan serangan terhadap pangkalan militer Israel dan posisi di dekat perbatasan utara negara tersebut dengan Lebanon sejak 8 Oktober, sehari setelah perang Hamas-Israel di Gaza dimulai. Israel telah melakukan serangan terhadap posisi Hezbollah sebagai balasan.
Bentrokan hampir setiap hari ini telah meningkat secara tajam dalam satu minggu terakhir, setelah serangan Israel yang tampaknya di sebuah pinggiran selatan Beirut menewaskan pejabat dan komandan Hamas teratas, Saleh Arouri.
Dalam pidato pada hari Sabtu, pemimpin Hezbollah, Sayyed Hassan Nasrallah, berjanji bahwa kelompok tersebut akan melakukan pembalasan. Ia menolak kritik bahwa kelompok ini sedang mencari perang penuh dengan Israel, tetapi mengatakan jika Israel meluncurkan satu, Hezbollah siap untuk perang “tanpa batas.”
Hezbollah mengumumkan “tanggapan awal” terhadap pembunuhan Arouri pada hari Sabtu, dengan meluncurkan serentetan 62 roket menuju pangkalan pengawasan udara Israel di Gunung Meron.
Pemerintah Lebanon dan komunitas internasional sedang berusaha keras untuk mencegah terjadinya perang di Lebanon, yang mereka khawatirkan akan memicu dampak regional.
Kantor Berita Nasional Lebanon yang dijalankan oleh negara mengatakan bahwa serangan siber tersebut sempat mengganggu pemeriksaan bagasi. Penumpang berkumpul di sekitar layar, mengambil foto dan membagikannya di media sosial.
Israel dan Hezbollah telah berperang selama sebulan pada tahun 2006 yang berakhir imbang. Pada tahap awal perang tersebut, Israel membombardir bandara Lebanon dan menonaktifkannya.