Senin, 27 Oktober 2025 – 10:31 WIB
Kuala Lumpur, VIVA – Air mata yang mengharukan, sorak-sorai, dan tepuk tangan yang bergemuruh memenuhi ruangan Pusat Media Internasional di Kuala Lumpur Convention Centre, tempat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN ke-47.
Baca Juga :
30 Tahun Nggak Pernah Ditilang, Sekali Kena Gegara Kaos
Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, sangat terharu hingga menangis di panggung utama. Saat itu, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim, sebagai Ketua ASEAN, memimpin upacara penandatanganan deklarasi penerimaan Timor Leste sebagai anggota penuh ASEAN.
Bendera Timor Leste yang didominasi warna merah dengan segitiga hitam dan kuning serta sebuah bintang, kini berkibar sejajar dengan sepuluh bendera negara-negara ASEAN lainnya. Ini merupakan puncak dari penantian panjang selama 14 tahun – sejak pertama kali mendaftar pada tahun 2011 dan akhirnya resmi menjadi anggota ASEAN pada tanggal 26 Oktober 2025.
Baca Juga :
Jelang Pemilu di Myanmar, Prabowo: Perlu Kirim Tim Pengamat dari ASEAN
“Ini bukan cuma mimpi yang menjadi kenyataan, tapi juga bukti kuat dari perjalanan kami—yang ditandai dengan ketangguhan, tekad, dan harapan,” kata Xanana di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, pada Minggu, 26 Oktober 2025.
Baca Juga :
Trump Sanjung Para Pemimpin ASEAN: Segala yang Kalian Sentuh Berubah Jadi Emas
Bagi Timor Leste, momen ini lebih dari sekedar upacara diplomatik biasa. Ini adalah realisasi dari mimpi yang tertunda selama lebih dari sepuluh tahun — mimpi akan pengakuan, kemandirian, dan kebersamaan di panggung regional Asia Tenggara.
“Sejak tahun 2011, Timor-Leste sudah mempersiapkan diri untuk berintegrasi ke dalam ASEAN. Dalam prosesnya, kami selalu dipandu oleh prinsip ASEAN tentang persatuan dalam keberagaman,” ujar Xanana.
Xanana menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua negara anggota ASEAN, mitra eksternal, dan seluruh rakyat Timor-Leste atas dukungan yang terus diberikan. Menurut dia, keikutsertaan Timor-Leste sebagai anggota penuh ASEAN menandai sebuah babak baru bagi negaranya dan juga sejarah baru bagi ASEAN itu sendiri.
Keanggotaan ini mencerminkan komitmen kuat Timor-Leste untuk memperkuat kerjasama dan hubungan persahabatan di kawasan. Dia juga berharap, setelah resmi bergabung, suara Timor-Leste akan semakin didengar oleh dunia.
“Dengan memandang ASEAN sebagai sebuah kawasan, kami percaya bahwa dengan bergabung bersama ASEAN, banyak isu dan suara kami bisa lebih didengar. Kalau kami berdiri sendiri, orang mungkin akan bertanya, ‘siapa kami ini, hanya negara kecil’,” kata Xanana.
Kini, Timor Leste bukan lagi sekedar penonton atau pengamat di forum-forum ASEAN, melainkan telah menjadi anggota penuh dari keluarga besar Asia Tenggara. Sebuah perjalanan panjang yang penuh keteguhan dan harap akhirnya menemukan tempatnya di bawah satu bendera: ASEAN.
Halaman Selanjutnya
“Kita merayakan, tapi ini bukan akhir perjalanan. Masih banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan,” ujar Francisca Maia, seorang delegasi dari Timor Leste yang suaranya bergetar penuh haru. “Timor Leste siap untuk itu.”