Untuk menguji kontrasnya, saya pertama-tama mendengarkan speaker ini tanpa botol basnya. Suaranya sangat keras untuk ukuran speaker kecil, dan di kantor saya, volume di atas 30 persen saja sudah tidak nyaman. Pengalaman mendengarkannya tidak menyenangkan, terdengar melengking dan mengecewakan tanpa adanya bass yang terasa. Memang tidak seekstrim meletakkan iPhone lama di dalam cangkir untuk amplifikasi, tapi hampir mirip—setidaknya cangkirnya bisa diminum setelahnya.
Tujuan utama kita adalah botol peningkat bassnya, dan saya bisa pastikan bahwa botol plastik yang disetel secara akustik ini memang meningkatkan frekuensi rendah dan membuat suara speaker jauh lebih baik. Botol ini mengurangi kesan keras volumenya, dan muncul kedalaman yang terasa pada suara mid serta bass setelah dipasang. Perbedaannya dalam mix dan keseimbangan audio sangat jelas, dan kontras antara suara dengan botol dan tanpanya cukup mengesankan.
Namun, ketika volume dinaikkan, suara bass dengan cepat menjadi tidak jelas (muddy), dengan ketajaman yang kembali terasa dalam mix-nya. Ini tidak mengerikan, tapi dibandingkan dengan pesaingnya, tidak terlalu enak didengar, yang cukup disayangkan karena penampilannya memang lucu di meja saya.
Meski lebih besar, Anker Soundcore Motion 300 ($70) jauh lebih unggul dibandingkan Sodapop, dengan bass yang jernih dan kejernihan suara, bahkan pada volume tinggi. Demikian juga, Ultimate Ears Wonderboom 4 ($80) yang kecil, portabel, menawarkan suara 360 derada penuh, dan dilengkapi dengan ketahanan air IP67 (bisa mengapung), merupakan peningkatan besar dibandingkan rating IPX65 Sodapop yang hanya tahan cipratan dan debu.
Dibandingkan dengan Tribit StormBox Micro 2 ($35) yang berukuran serupa dan lebih murah, pemisahan fisik dan ruang chamber yang besar antara driver dan port bass memang menciptakan soundstage yang lebih lebar. Namun, tidak banyak perbedaan dalam hal kuantitas bass dan performa keseluruhan.