Malang, Jawa Timur (ANTARA) – Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong masyarakat untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis guna memastikan penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang bijak dan etis.
“Berpikir kritis memungkinkan manusia untuk tetap sadar akan teknologi. Ini sangat penting agar teknologi tidak memperbudak kita,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria di Malang, Jawa Timur, pada Sabtu.
Dia mencatat bahwa melalui berpikir kritis, masyarakat dapat memanfaatkan AI dengan cara-cara positif yang tidak merugikan orang lain.
Kementerian sedang menyiapkan peta jalan nasional untuk AI yang akan menjadi pedoman dalam mengembangkan AI yang etis, aman, dan berpusat pada manusia di Indonesia.
Peta jalan ini juga bertujuan untuk mendorong penggunaan teknologi AI yang bertanggung jawab di semua sektor.
Kementerian telah melakukan konsultasi publik untuk peta jalan AI, yang disusun berdasarkan, antara lain, Metodologi Penilaian Kesiapan AI UNESCO.
Menurut Patria, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan dalam pemanfaatan teknologi digital, termasuk kecepatan internet, yang masih relatif lebih rendah dibandingkan negara lain.
“Kecepatan internet Malaysia hampir 100 Mbps, sedangkan kita sekitar 36,7 Mbps. Ini memerlukan program percepatan untuk meningkatkan kapasitas jaringan,” ujarnya.
Tantangan besar lainnya, tambahnya, adalah kekurangan talenta digital, meskipun Indonesia diproyeksikan menyumbang 40 persen untuk pertumbuhan ekonomi digital ASEAN pada tahun 2030. Negara ini akan membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital pada tahun tersebut.
“Pemerintah memberikan perhatian serius terhadap masalah ini, tetapi tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah sendiri – ini memerlukan kolaborasi,” kata Patria.
Pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi lima sektor prioritas untuk pengembangan AI, yaitu kesehatan, pendidikan talenta digital, reformasi birokrasi, pengembangan kota pintar, dan ketahanan pangan. Area-area ini diharapkan dapat memastikan bahwa transformasi digital mendorong pemerataan dan kesejahteraan masyarakat.
Berita terkait: Kementerian akan mencetak talenta digital baru melalui AI Talent Factory
Berita terkait: Kementerian berupaya konsolidasi data untuk optimalkan pelatihan talenta digital
Penerjemah: Ananto Pradana, Raka Adji
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025