2 Negara Ini Kunci Penentu Resesi AS, Satu Lainnya Di Ambang Bahaya, Juru Ekonomi Ungkap

Ekonomi AS masih bisa menghindari resesi, tapi hampir gak bisa. Nasibnya sekarang tergantung sama California dan New York, kata ahli ekonomi kepala Moody’s Analytics, Mark Zandi.

Dalam postingan media sosial Rabu lalu, dia ingatkan lagi bahwa negara bagian yang mewakili hampir sepertiga PDB nasional udah masuk resesi atau beresiko tinggi. Sepertiga lainnya cuma "bertahan", sementara sisanya masih tumbuh tapi lambat.

Penilaian terbarunya ini mirip sama yang dia bilang pas musim panas dan awal bulan ini. Tapi, Zandi pindahin Michigan dari daftar "bertahan" ke daftar "resesi". Ini karena tarif impor Presiden Donald Trump masih membebani pabrik mobil yang jadi tulang punggung ekonomi negara bagian itu. Meski General Motors dan Ford laporkan keuntungan bagus triwulan lalu, mereka masih keluar biaya miliaran dolar karena tarif itu.

Gangguan rantai pasokan, termasuk pembatasan ekspor logam tanah jarang dari China sebagai balasan atas perang dagang Trump, juga pengaruhi produksi.

"Gambaran tingkat negara bagian ini mencerminkan tren nasional: ekonomi AS tidak dalam resesi, tetapi sedang berjuang untuk menghindarinya," tulis Zandi. "Ini terlihat di pasar tenaga kerja, dimana pertumbuhan lapangan kerja hampir berhenti, dan mungkin akan terlihat lebih lemah setelah semua data direvisi."

Konstruksi, manufaktur, teknologi, keuangan, pemerintah, dan layanan profesional sedang mengurangi pekerjaan, tambahnya. Hanya beberapa sektor, yaitu kesehatan dan perhotelan, yang masih nambah pekerjaan.

Awal bulan ini, dia sudah peringatkan soal pasar tenaga kerja yang lemah dan makin lemah. Data sektor swasta menunjukkan hampir tidak ada pertumbuhan lapangan kerja di September.

Ini dia pembagian negara bagian dan satu distrik federal():

Resesi/Resiko Tinggi (23): Wyoming, Montana, Minnesota, Mississippi, Kansas, Massachusetts, Washington, Georgia, New Hampshire, Maryland, Rhode Island, Illinois, Delaware, Virginia, Oregon, Connecticut, South Dakota, New Jersey, Maine, lowa, West Virginia, Michigan, District of Columbia.

Bertahan (12): Missouri, Ohio, Hawaii, New Mexico, Alaska, New York, Vermont, Arkansas, California, Tennessee, Nevada, Colorado.

Tumbuh (16): South Carolina, Idaho, Texas, Oklahoma, North Carolina, Alabama, Kentucky, Florida, Nebraska, Indiana, Louisiana, North Dakota, Arizona, Pennsylvania, Utah, Wisconsin.

Sumber: Moody’s Analytics

Untuk saat ini, California dan New York yang ekonominya besar masih bertahan, tapi bisa berubah gampang. California sendiri menyumbang 14,5% PDB AS, sedangkan New York hampir 8%.

Keduanya menghadapi tantangan yang mungkin nentuin arah siklus ekonomi, kata Zandi.

"Apakah ekonomi nasional akan alami penurunan tampaknya tergantung pada ekonomi besar California dan New York. Keduanya tidak dalam resesi, tetapi sama-sama kesulitan untuk tumbuh," jelasnya. "De-globalisasi, termasuk perang dagang dan kebijakan imigrasi yang ketat, menghambat pertumbuhan. Tapi kecerdasan buatan dan dorongannya untuk investasi, pasar saham, kekayaan rumah tangga, dan belanja, mendorong pertumbuhan."

Memang, secara keseluruhan ekonomi masih tumbuh dengan cepat. Pelacak PDB Atlanta Fed menunjukkan pertumbuhan triwulan ketiga mengarah ke 3,9%, yang bahkan lebih cepat dari 3,8% di triwulan kedua.

Di waktu yang sama, data tingkat negara bagian sebagian besar belum menunjukkan gelombang PHK, tetap dalam situasi tidak ada pemecatan dan perekrutan.

Dan meski penutupan pemerintah tunda beberapa indikator ekonomi penting, Departemen Tenaga Kerja tetap rilis data indeks harga konsumen untuk September, yang naik sedikit tapi lebih rendah dari perkiraan.

Ini tingkatkan peluang untuk lebih banyak pemotongan suku bunga dari Federal Reserve nanti tahun ini, beri dorongan lagi untuk ekonomi.

Tapi Diane Swonk, ahli ekonomi kepala di KPMG, peringatkan pada Jumat bahwa ekonomi terlihat lebih baik dari yang dirasakan. Dia catat inflasi masih merayap naik, meski lebih lambat dari perkiraan.

Dia perkirakan ekonomi akan melambat "secara dramatis" di triwulan keempat, perubahan yang udah bakal terjadi bahkan sebelum penutupan pemerintah mengambil 750.000 gaji pegawai federal dari perekonomian. Stres konsumen, keterlambatan bayar utang yang naik, dan efek tarif akan semua bertabrakan dengan pasar tenaga kerja yang rapuh dan lanskap ritel yang lebih lemah.

"Kita akan memasuki musim liburan yang sangat sulit," prediksi Swonk.

MEMBACA  Dana lindung menentang batasan leverage baru