Orang-orang sukses mungkin kelihatan jauh lebih hebat dari kita, tapi sebenarnya mereka juga pernah mengalami masa-masa sulit.
Bahkan, pakar manajemen Simon Sinek bilang semua orang sukses pernah gagal total sebelum mencapai puncak kesuksesan mereka.
"Saya tidak pernah ketemu orang sukses yang belajar banyak ketika segalanya berjalan lancar," kata Sinek dalam podcast Modern Wisdom milik Chris Williamson. "Mereka belajar semua pelajaran penting yang membantu mereka sukses justru ketika keadaan jadi sangat buruk."
Sinek terkenal berkat TED Talk tahun 2009 tentang konsep "mengapa" dan teori "Lingkaran Emas"-nya, yang mendorong pemimpin dan organisasi untuk menentukan tujuan inti mereka. TED Talk-nya adalah salah satu yang paling banyak ditonton sepanjang masa dengan lebih dari 60 juta views di website TED saja. Sekarang dia punya lebih dari 8,7 juta pengikut di LinkedIn.
"Orang-orang paling sukses di dunia—setiap satu dari mereka—pernah gagal total atau hampir gagal, hampir setiap kali," lanjutnya. Kegagalan adalah "hadiah".
Hubungan Antara Kegagalan dan Kesuksesan
Kegagalan adalah prasyarat penting untuk sukses, menurut sebuah penelitian tahun 2019 oleh peneliti dari Northwestern University. Untuk membuktikan pendapat mereka, para peneliti menganalisis data investasi startup venture-capital selama 46 tahun.
"Setiap pemenang awalnya adalah pecundang," Dashun Wang, profesor manajemen dan organisasi di Kellogg School of Management Northwestern, mengatakan kepada Scientific American. Wang, yang menciptakan dan memimpin penelitian ini, juga menjabat sebagai Ketua Teknologi Kellogg di Northwestern.
Tapi, Wang menekankan, kegagalan hanya menguntungkan untuk kesuksesan jika kamu belajar darinya.
"Kamu harus mencari tau apa yang berhasil dan apa yang tidak, lalu fokus pada apa yang perlu ditingkatkan daripada mencoba segala hal dan mengubah semuanya," katanya. "Orang yang gagal belum tentu kerja lebih sedikit [dibanding yang sukses]. Mereka mungkin sebenarnya kerja lebih keras; cuma mereka membuat lebih banyak perubahan yang tidak perlu."
Salah satu contoh paling terkenal dari pemimpin bisnis yang sukses dari kegagalan adalah pendiri Apple, Steve Jobs. Pada tahun 1985, dewan Apple memutuskan untuk mengeluarkan Jobs dari posisinya. Tapi dalam pidato kelulusan di Stanford University tahun 2005, Jobs mengakui bahwa takutnya pada kematian akhirnya mendorong keputusannya dalam hidup dan membantunya mengatasi takut akan kegagalan. (Jobs kembali ke Apple pada tahun 1997.)
"Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah alat terpenting yang pernah saya temui untuk membantu saya membuat pilihan besar dalam hidup," kata Jobs. "Karena hampir segalanya—semua ekspektasi eksternal, semua kebanggaan, semua ketakutan akan malu atau gagal—hal-hal ini semuanya hilang ketika berhadapan dengan kematian, menyisakan hanya apa yang benar-benar penting."