Dewan direksi Citigroup sudah memutuskan untuk menjadikan CEO mereka, Jane Fraser, sebagai ketua dewan juga. Mereka juga memberinya bonus berupa saham senilai $25 juta dan tambahan opsi saham lainnya.
Keputusan bank dari New York ini adalah sinyal dukungan kuat untuk Fraser yang berusia 58 tahun. Posisi CEO dan ketua dewan di Citi sudah dipisahkan selama hampir 20 tahun. Ini menunjukkan konsolidasi kekuasaannya sebagai pemimpin bank raksasa senilai $1,8 triliun.
Penggabungan kedua peran ini mengikuti tren di industri perbankan, di mana banyak CEO juga memimpin dewan perusahaan. Bank-bank besar lain seperti JPMorgan Chase, Bank of America, Wells Fargo, Morgan Stanley, dan Goldman Sachs juga melakukan hal yang sama.
Seorang direktur Citi, John Dugan, bilang bahwa Citi sekarang sudah sangat berbeda dibandingkan dulu. Dia bilang rencana Fraser untuk menyederhanakan bank ini telah menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Saham Citi turun sedikit pada hari pengumuman ini, tapi sejak awal tahun, sahamnya sudah naik 36%, lebih baik dari pesaingnya. Fraser mengatakan dia semakin semangat dengan masa depan Citi.
Dulu, Citigroup adalah institusi keuangan terbesar di Amerika yang menawarkan segala jenis layanan. Tapi, perusahaan ini ternyata terlalu kompleks dan sulit dikelola, dan sempat terkena dampak buruk krisis keuangan 2008.
Sejak jadi CEO di tahun 2021, Fraser berusaha menyederhanakan bank ini menjadi lima divisi inti. Saham Citi sudah naik 46% selama masa jabatannya.
Bonus barunya juga memberikan dia alasan lebih untuk tetap menjadi CEO sampai akhir dekade ini.
Bank ini ingin meningkatkan profitabilitasnya, dengan target Return on Tangible Common Equity (ROTCE) 10-11% untuk tahun depan. Namun, hingga September, ROTCE mereka masih 8%.
Dua tugas penting Fraser adalah memisahkan bank konsumen Meksiko mereka, Banamex, melalui IPO dan menyelesaikan perintah konsen dari regulator tentang data internal. Citi sudah setuju untuk menjual 25% saham di unit Meksiko itu.
Tapi, tidak semua pengamat setuju dengan keputusan dewan memberi Fraser kekuasaan dan bonus lebih. Seorang analis Wells Fargo, Mike Mayo, menyebut bonus itu sebagai contoh “tata kelola yang kurang baik”. Dia bilang Citi belum mencapai target profitabilitas dan perintah konsen dari Federal Reserve masih berlaku, jadi hasil kerja Fraser dinilai belum memuaskan para pemegang saham.