Kamis, 23 Oktober 2025 – 01:02 WIB
Jakarta, VIVA – Dirjen Pajak Kemenkeu, Bimo Wijayanto, ngasih peringatan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk taat bayar pajak. Pelaku usaha disarankan untuk tidak memecah-mecah bisnisnya cuma buat mengakali insentif tarif PPh final 0,5 persen.
Baca Juga:
Anjurkan UMKM Produksi Barang KW, Menteri Maman Minta Maaf
Dia ngejelasin, insentif itu diberikan buat dukung pelaku UMKM yang lagi berkembang. Bukan untuk usaha besar yang seharusnya udah masuk skema perpajakan umum.
“Pedagang kecil kan kita kasih insentif terus. Jadi, kalau memang udah naik kelas ya nggak seharusnya kemudian memecah usahanya buat dapetin insentif yang setengah persen,” kata Bimo di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu.
Baca Juga:
Berantas Mafia Impor Baju Bekas, Purbaya Arahkan Thrifting Pasar Senen Jual Produk Lokal
Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan, Bimo Wijayanto
Bimo ngungkapin, insentif pajak 0,5 persen cuma berlaku buat pelaku UMKM dengan omzet tahunan Rp500 juta sampai Rp4,8 miliar. Selain itu, pelaku usaha yang omzetnya di bawah Rp500 juta per tahun nggak kena PPh.
Baca Juga:
Pengawasan Bea Cukai Belum Canggih, Purbaya Bakal Gunakan AI dalam 3 Bulan ke Depan
Ketentuan ini ada di dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018 dan udah diperbarui lewat PP Nomor 55 Tahun 2022.
“Kalau udah di atas itu ya kita kasih insentif juga buat bisa pembukuan, kita bantu terus perpajakannya sesuai sama Pasal 17. Jadi ngitung berdasarkan pembukuan profitnya berapa,” ujar Bimo.
Pemerintah udah mutusin buat perpanjang masa berlaku insentif PPh final 0,5 persen buat sektor UMKM sampe 2029.
Perpanjangan waktu pemanfaatan PPh final 0,5 persen ini akan diatur lewat revisi Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2022.
Kemenkeu: Penerimaan Pajak Sektor Usaha Ekonomi Digital Tembus Rp 42,53 Triliun
Kemenkeu lewat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) laporkan, penerimaan pajak dari sektor usaha ekonomi digital berhasil capai Rp 42,53 triliun, per 30 September 2025.
VIVA.co.id
22 Oktober 2025