Indonesia Bangun 7 Pabrik Pupuk Baru Senilai Rp50 Triliun

Pemerintah Indonesia berencana membangun tujuh pabrik pupuk modern baru dalam lima tahun ke depan untuk memperkuat swasembada pupuk nasional. Lima dari pabrik ini ditargetkan selesai pada tahun 2029.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, anggaran pembangunannya sekitar Rp50 triliun. Pabrik-pabrik baru ini akan lebih hemat energi, sehingga membantu menurunkan biaya produksi. Kalau pabrik lama bisa menghabiskan sampai 43 persen biaya operasional untuk gas, fasilitas baru ini hanya akan memakan sekitar 22–23 persen.

Menurutnya, dana pembangunan ini bersumber dari program efisiensi yang dijalankan kementerian. Penyesuaian dalam manajemen pupuk bersubsidi, yang lebih menekankan aspek hulu, juga turut mendanai proyek ini.

Menteri menambahkan, reformasi menyeluruh telah memungkinkan pemerintah menghemat Rp10 triliun dan memotong biaya produksi pupuk sebesar 26 persen. Program-program tersebut juga membantu produsen pupuk BUMN, PT Pupuk Indonesia, meningkatkan labanya. Laba perusahaan diproyeksikan mencapai Rp2,5 triliun pada tahun 2026.

Dengan adanya pabrik baru, ini membuka peluang untuk meningkatkan produksi pupuk bersubsidi secara bertahap menjadi 700.000 ton pada 2029. Kebijakan ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam mendukung para petani dengan menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pupuk untuk ketahanan pangan nasional.

Sebelumnya, dalam rapat terbatas di kediamannya di Jakarta pada 16 Oktober, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri Sulaiman untuk memaksimalkan potensi pabrik pupuk milik BUMN. Presiden juga meminta untuk mengeksplorasi berbagai skema dan inovasi guna menjamin ketersediaan pupuk serta merevitalisasi pabrik pupuk yang sudah ada jika memungkinkan.

MEMBACA  TOM FORD Mengungkap Kampanye Fragrance Baru Bois Pacifique yang Dibintangi Aktor John David Washington