Udayana Bantah Isu Bunuh Diri karena Tekanan Skripsi

Selasa, 21 Oktober 2025 – 16:40 WIB

Denpasar, VIVA – Media sosial masih dihebohkan sama berita tentang seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana (Unud) yang meninggal pada Rabu, 15 Oktober 2025. Banyak orang masih bertanya-tanya tentang kasus ini.

Baca Juga:
Kasus Timothy Anugerah: Polisi Bilang CCTV Unud Rusak, Pihak Kampus Tegaskan Masih Berfungsi!

Baru-baru ini, Universitas Udayana (Unud) akhirnya kasih klarifikasi resmi tentang kematian tragis mahasiswa FISIP yang bernama Timothy Anugerah Saputra. Dalam pernyataannya, kampus menegaskan bahwa almarhum belum sampai pada tahap penulisan skripsi.

Baca Juga:
Momen Terakhir Timothy Anugerah Sebelum Meninggal Dunia

Ketua Unit Komunikasi Publikasi Universitas Udayana, Dewi Pascarini, jelasin bahwa Timothy itu mahasiswa angkatan 2022 yang memang belum sampai fase skripsi.

"Berdasarkan keterangan yang kami terima, proses bimbingan skripsi secara formal baru berjalan sekitar 20 hari dan udah dilakukan bimbingan sebanyak dua kali," kata Dewi, dikutip VIVA Selasa, 21 Oktober 2025.

Baca Juga:
Terkuak! Polisi Beberkan Kronologi Lengkap Jatuhnya Timothy Anugerah dari Gedung Kampus Unud

"Proses bimbingan berjalan baik, sangat komunikatif dan dosen pembimbing selalu mengakomodir topik yang diajukan almarhum," tambahnya.

Meski skripsi ditegaskan bukan penyebab kematian, universitas dan aparat sekarang fokus pada dugaan bullying yang dialami Timothy sebelum kejadian. Ada screenshot percakapan online yang menunjukkan sekelompok mahasiswa yang ngetawain dan ngejek korban setelah kematiannya.

Sebagai respons, pihak kampus udah ambil beberapa langkah:

  • Menyampaikan duka cita ke keluarga korban.
  • Mengidentifikasi mahasiswa yang terlibat dalam percakapan perundungan.
  • Menegaskan sanksi tegas, termasuk pencopotan dari jabatan organisasi kemahasiswaan dan usulan sanksi akademik sampai DO buat pelakunya.

    Timothy dilaporkan meninggal setelah jatuh dari lantai 4 gedung FISIP Unud. Tapi, kampus pastikan bahwa penyebab langsung kematiannya masih diselidiki sama polisi dan sedikitnya 19 saksi udah diperiksa.

    Universitas tekankan bahwa kematian almarhum bukan karena tekanan skripsi seperti yang banyak diberitakan. Kejadian ini bikin publik prihatin sama budaya kampus, terutama masalah bullying antar mahasiswa.

    Pihak keluarga korban dan masyarakat mengharapkan agar proses investigasi berjalan transparan dan profesional. Banyak yang tekankan bahwa kampus dan aparat harus pastikan tidak ada unsur pengabaian.

MEMBACA  Penjelasan HT Mengapa Ganjar-Mahfud Harus Dipilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI