Gelar Sarjana Bukan Penentu Utama Inilah Faktor Paling Berpengaruh untuk Gaji dan Karier

Senin, 20 Oktober 2025 – 08:03 WIB

Jakarta, VIVA – Buat banyak fresh graduate, langkah pertama habis lulus sering terasa seperti petualangan baru yang penuh harapan. Tapi, di balik semangat cari kerja, ada hal penting yang sering dilupakan: posisi pertama yang kita dapat ternyata bisa nentuin arah karier dan pendapatan kita bertahun-tahun ke depan.

Baca Juga:
3 Jurusan Kuliah Ini Paling Terancam AI di 2026, Lulusannya Bakal Susah Dapat Kerja?

Riset terbaru dari Columbia University dan National Bureau of Economic Research ungkap kalo pekerjaan pertama seseorang setelah lulus kuliah bukan cuma nentuin pengalaman awal, tapi juga bisa bikin kesenjangan gaji jangka panjang antara lulusan dari keluarga kaya dan mereka yang dari keluarga kurang mampu.

Penelitian yang dilakukan pada 80.000 lulusan dari sistem universitas negeri besar ini nunjukkin bahwa kualitas dan waktu dapet pekerjaan pertama menjelaskan sebagian besar perbedaan gaji antara lulusan berpendapatan rendah dan tinggi dalam lima tahun setelah lulus.

Baca Juga:
Gaji Elon Musk Minta Dipulihkan

Mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu cenderung kerja di perusahaan dengan bayaran lebih rendah dan hasilnya sekitar 12 persen lebih sedikit dibandingkan teman-temannya. Bahkan setelah memperhitungkan IPK, jurusan, dan kampus asal.

Baca Juga:
Jejak Karier Farid Azhar Nasution, Wakil Ketua LPS yang Jadikan 2 Olahraga Ini Filosofi Hidup

“Yang bikin kami kaget adalah betapa besarnya kesenjangan pendapatan antara lulusan berpenghasilan rendah dan tinggi bisa dijelaskan oleh perbedaan dalam transisi pekerjaan pertama itu,” kata Judith Scott-Clayton, penulis utama studi dan juga profesor di Teachers College Columbia University, seperti dikutip dari Investopedia, Minggu, 19 Oktober 2025.

MEMBACA  Penampakan Presiden Macron 'Digoyang' Saat Pesawatnya Mendarat di Vietnam

Temuan ini nunjukkin bahwa keputusan di tahun pertama setelah kuliah punya dampak yang jauh lebih besar dari yang banyak orang kira. Pekerjaan pertama seringnya nentuin “titik awal” gaji dan peluang karier.

Contohnya, lulusan berpenghasilan rendah mulai kerja di perusahaan yang rata-rata bayarnya 18 persen lebih rendah dibandingkan rekannya. Akibatnya, mereka punya akses yang lebih terbatas ke pelatihan, kesempatan naik jabatan, dan jaringan profesional yang bisa mendukung karier jangka panjang.

Selain itu, penelitian nunjukkin bahwa setiap tambahan US$1.000 atau sekitar Rp16,5 juta pada gaji pertama, berkorelasi dengan kenaikan pendapatan US$700 (sekitar Rp11,5 juta) dalam lima tahun kemudian.

Tapi, lulusan dari keluarga berpenghasilan rendah mulai dengan rata-rata gaji US$37.600 atau sekitar Rp620 juta, sedangkan mereka yang lebih beruntung mulai dengan US$42.700 atau sekitar Rp705 juta, selisih sekitar 12 persen.

Halaman Selanjutnya

“Sangat umum bagi lulusan untuk mengalami periode nganggur, gaji rendah, atau pindah kerja di tahun-tahun awal. Sebagian dari hal itu emang wajar dalam masa transisi,” ujarnya. “Tapi ketika kita liat perbedaan sistematis berdasarkan latar belakang ekonomi, bahkan di antara lulusan yang sama-sama berprestasi, itu nandain ada sesuatu yang lebih dalem, apakah itu akses ke jaringan, tekanan keuangan, atau kesenjangan informasi.”