Musim Diwali sedang berlangsung—ini adalah masa lima hari di mana umat Hindu di seluruh dunia memperingati kemenangan cahaya atas kegelapan di anak benua India berabad-abad yang lalu. Tapi, perayaan Diwali yang biasanya warna-warni dan diadakan setiap tahun oleh komunitas India-Amerika di seluruh Amerika Serikat, tahun ini terasa lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Mengapa? Harga semua barang, dari sari sampai rempah-rempah, naik sangat tinggi sejak tanggal 27 Agustus. Itu adalah hari ketika Presiden Trump memberlakukan tarif impor 50% untuk barang-barang dari India.
Tarif ini sangat memberatkan ratusan toko bernuansa Asia Selatan di daerah Iselin dan Edison yang bersama-sama membentuk "Little India." Dalam sebuah tur di sepanjang Oak Tree Road, para pemilik toko bercerita tentang kesulitan mereka yang disebabkan tarif ini.
Di Subzi Mandi, sebuah supermarket Asia Selatan, seorang manajer mengatakan tokonya menjadi "sepi" sejak tarif diberlakukan. Penjualan beras, tepung, minyak, dan mi turun drastis. "Orang-orang tidak lagi belanja seperti dulu," katanya. Pembeli hanya membeli kebutuhan sehari-hari, tidak dalam jumlah banyak.
Keadaan serupa terjadi di Reema Jewelers, sebuah toko perhiasan di Oak Tree Road. Pemiliknya, Ashok Sethi, yang sudah berbisnis lebih dari 30 tahun, mengatakan 90% pelanggannya adalah keturunan India. Ia mengatakan tarif ini juga menyebabkan harga emas naik lebih dari $4.200 per ons. Ini memicu kenaikan harga hampir 40% di tokonya.
Membeli emas biasanya adalah tradisi Diwali, tapi penjualannya mengalami penurunan 60%-70%. Orang-orang sekarang lebih memilih beli perhiasan satuan, bukan satu set lengkap. Saat pelanggan melihat barang yang ingin dibeli, mereka "sangat terkejut melihat harga barunya," ujarnya.
Tarif Menimbulkan Dampak Nyata
Pemilik Aanchal Saris di Iselin, Pradip Sangari, mengatakan tarif ini sangat menyakitkan jelang Diwali, yang biasanya adalah masa tersibuk untuk tokonya. Rasa sakit ini akan berlanjut bahkan setelah Diwali selesai. Seperti pengikut Milton Friedman, Tn. Sangari berkata, "kapan pun bukan waktu yang baik" untuk tarif.
Gubernur New Jersey, Phil Murphy, yang baru kembali dari misi dagangnya yang kedua ke India, mengatakan dalam wawancara bahwa dia melihat bagaimana tarif "sungguh-sungguh membebani" bisnis-bisnis di Oak Tree Road.
Tn. Sethi, ahli perhiasan tadi, berkata jika dia bisa berbicara dengan Presiden Trump, dia akan mengatakan, "Tarif mungkin terdengar seperti solusi cepat, tapi itu sering menyakiti konsumen dan bisnis kecil Amerika. Cara sebenarnya untuk membangun kekuatan adalah dengan berinvestasi pada orang-orang kita, pabrik kita, dan teknologi baru agar kita bisa bersaing secara global." Dia menambahkan bahwa "margin keuntungan kami berkurang banyak. Sulit bagi bisnis kami untuk bertahan."
Retaknya Hubungan, Mungkin Tidak Bisa Diperbaiki
Ada juga upaya untuk melihat sisi baiknya—beberapa orang India melihat perubahan ini sebagai cara untuk memperlambat "hilangnya orang-orang pintar" (brain drain) ke Amerika Serikat. Tapi ada juga kesedihan karena hubungan yang renggang—beberapa menyebutnya "tidak bisa diperbaiki"—dengan negara yang merupakan rumah bagi sekitar 4,5 juta orang keturunan India.
Kekayaan ini sebagian berasal dari kesuksesan orang India yang bekerja di industri teknologi. Tapi juga berasal dari mereka yang menjalankan bisnis kecil—baik toko sari di Iselin atau motel di Mississippi. Para pemilik bisnis ini berkontribusi pada vitalitas ekonomi AS, sekaligus memperkuat ikatan dengan tanah leluhur mereka.
Gubernur Murphy menggemakan perasaan ini dalam wawancara kami: "Ini adalah hubungan yang terlalu penting untuk tidak diperbaiki… Kita seharusnya bersama." Dia memberikan insentif pajak $500 juta untuk perusahaan-perusahaan dari India yang menciptakan lapangan kerja di New Jersey.
Diwali adalah waktu untuk merayakan, tapi juga untuk merenung—tentang cara menghadapi tantangan dan mengambil peluang. Yang dibutuhkan sekarang adalah kemenangan pengetahuan—yang mengakhiri pajak bagi pengusaha imigran dan mengembalikan hubungan AS-India ke tempat yang seharusnya.