Tujuh perusahaan konstruksi negara akan digabungkan menjadi tiga perusahaan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengumumkan rencana pada hari Selasa untuk menggabungkan tujuh perusahaan konstruksi negara menjadi tiga perusahaan yang lebih besar. “Kami sedang dalam proses menggabungkan tujuh perusahaan menjadi tiga perusahaan,” katanya. Tujuh perusahaan tersebut adalah Hutama Karya, Waskita, Pembangunan Perumahan (PP), Wijaya Karya (Wika), Brantas Abipraya, Adhi Karya, dan Nindya Karya. Merger tersebut bertujuan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan konstruksi negara, katanya, menambahkan bahwa kementeriannya telah mulai mengelompokkan perusahaan-perusahaan berdasarkan keunggulan mereka. Brantas Abipraya, Adhi Karya, dan Nindya Karya akan bergabung dan fokus pada proyek pengembangan air, konstruksi rel, dan bidang terkait lainnya. Hutama Karya dan Waskita akan bergabung untuk menangani proyek jalan tol dan jalan non-tol, serta bangunan institusi dan pengembangan perumahan dan komersial. “Wika dan PP akan fokus pada pelabuhan dan bandara, sambil tetap mempertahankan keberadaan mereka di sektor perumahan dengan mengambil alih aset yang sebelumnya diabaikan,” ungkap Thohir, menambahkan bahwa PP akan menjadi perusahaan induk untuk merger dengan Wika. Kementerian berkomitmen untuk konsolidasi lebih lanjut, dengan tujuan menciptakan perusahaan milik negara dengan keahlian khusus. Proses ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kinerja secara keseluruhan. Sebelumnya, Thohir menyatakan keyakinannya bahwa jumlah BUMN dapat dikurangi menjadi 30. Dia tetap yakin dapat mencapai target ini pada Oktober 2024, sebelum masa jabatan pemerintah saat ini berakhir.

MEMBACA  Indonesia dan Peru memulai putaran ketiga negosiasi IP-CEPA: Pejabat