Warga Kudus diingatkan untuk tidak melakukan aktivitas di area yang terkena banjir

Kudus, Jawa Tengah (ANTARA) – Kantor Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kudus memperingatkan warga untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan di daerah yang terkena banjir guna mencegah lebih banyak korban jiwa, karena jumlah korban meninggal akibat banjir bandang yang terus berlangsung telah mencapai tujuh.

Penyebab korban jiwa yang terjadi sejak banjir bandang melanda 23 desa di Kudus pada 14 Maret 2024, bervariasi mulai dari tenggelam hingga tersengat listrik, demikian diungkapkan oleh Kepala BPBD, Mundir.

Berkata di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, pada hari Selasa, ia mencatat bahwa tiga dari tujuh warga yang meninggal tenggelam setelah perahu kayu mereka terbalik di daerah terdampak banjir di Desa Kirig, Kecamatan Mejobo.

Seorang warga lain yang terdampak banjir bandang juga tenggelam saat kembali ke rumahnya untuk memeriksa kandang bebeknya pada Minggu (17 Maret). Jenazahnya ditemukan pada hari Senin (18 Maret).

Warga yang terdampak dilaporkan meninggalkan tempat penampungan sementaranya untuk kembali ke rumah di desa terdampak banjir Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, untuk memeriksa kandang bebeknya pada Minggu (17 Maret), ungkap Mundir.

Untuk mencegah lebih banyak korban jiwa, Mundir mengimbau kepada warga yang terdampak yang mencari perlindungan untuk tetap tinggal di tempat penampungan sementara mereka. Selain itu, orangtua diimbau untuk menjaga anak-anak mereka di saat bencana ini.

Selama tiga bulan terakhir sejak Desember 2023, beberapa wilayah di Indonesia mengalami banjir bandang.

Di Provinsi Riau, misalnya, Kabupaten Pelalawan mengalami siklus banjir besar 20 tahunan dari Desember 2023 hingga Januari 2024.

BPBD Riau melaporkan bahwa banjir di Riau memengaruhi 131.834 warga dan merendam 32.303 rumah di enam kabupaten di provinsi tersebut.

MEMBACA  IRS mengatakan akan mengembalikan pajak yang dipungut dari warga Ohio yang mendapatkan bantuan keuangan setelah bencana penjatuh kereta Norfolk Southern.

BPBD mencatat 870 warga yang terdampak di Kabupaten Pelalawan, 572 di Kabupaten Rokan Hilir, 424 di Kabupaten Indragiri Hulu, 88 di Kota Dumai, 72 di Kabupaten Bengkalis, dan 40 di Kabupaten Siak.

Pada Minggu, 17 Maret 2024, tanggul Sungai Wulan di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kembali rusak. Hal ini kemudian memicu banjir bandang yang merendam beberapa daerah.

Pada minggu kedua Februari 2024, tanggul Sungai Wulan juga rusak.

Akibatnya, warga di kecamatan Karanganyar, Karangawen, Kebonagung, Wonosalam, Karangtengah, Gajah, dan Dempet di Kabupaten Demak telah mengalami banjir bandang.

Bocornya tanggul Sungai Wulan sebagian menyebabkan banjir, merendam setidaknya empat ribu rumah dan mengganggu akses ke jalan utama yang menghubungkan kabupaten Demak dan Kudus.

Otoritas mengungkapkan bahwa hujan menyebabkan dua kebocoran di tanggul, masing-masing sepanjang 20 meter dan 30 meter. Pada 14 Februari, pemerintah berhasil menutup kebocoran tersebut.

Berita terkait: Tanggul Sungai Wulan Demak kembali rusak: resmi

Berita terkait: Kementerian membangun dapur umum bagi warga terdampak banjir di Semarang

Berita terkait: Banjir Sumatera Barat: Kementerian Sosial tingkatkan bantuan dapur umum

Penerjemah: Akhmad N, Rahmad Nasution
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024