Jakarta (ANTARA) – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menekankan bahwa transisi menuju ekonomi hijau adalah momentum penting untuk mendorong transformasi tenaga kerja nasional.
Dia menyatakan bahwa, selain menjadi agenda lingkungan, transisi hijau menawarkan peluang besar untuk menciptakan lapangan kerja yang layak, memperkuat kompetensi tenaga kerja, dan membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Transisi hijau yang berhasil hanya bisa tercapai jika tenaga kerja kita siap beradaptasi dengan perubahan. Kami memastikan setiap pekerja punya peluang untuk meningkatkan keterampilan mereka dan berpartisipasi aktif di sektor ekonomi hijau,” ujarnya dalam pernyataan pada Minggu.
Menteri menekankan bahwa kesuksesan transisi ini sangat bergantung pada kesiapan sumber daya manusia.
Untuk itu, Kementerian Ketenagakerjaan terus mempercepat berbagai program peningkatan keterampilan yang fokus khusus pada pengembangan keahlian hijau.
Untuk memperkuat ekosistem pelatihan hijau, Kementerian Ketenagakerjaan memperluas kolaborasi dengan mitra-mitra kunci, termasuk pelaku usaha, universitas, dan organisasi internasional.
Kerja sama ini diharapkan dapat membuat pelatihan hijau menjangkau lebih banyak daerah dan mempercepat transformasi balai latihan kerja (BLK) agar lebih adaptif terhadap kebutuhan industri di masa depan.
“Transformasi BLK adalah langkah strategis untuk menyiapkan tenaga kerja menghadapi perubahan struktur ekonomi,” ucap Menteri.
“Melalui pelatihan hijau, kami ingin menciptakan sumber daya manusia yang tangguh, kompeten, dan bersaing dalam pembangunan berkelanjutan.”
Lebih lanjut, Yassierli menekankan bahwa transisi hijau harus berpusat pada manusia, memastikan setiap pekerja terlindungi dan tidak ada yang tertinggal dalam proses ini.
“Transisi hijau bukan hanya soal agenda lingkungan. Ini adalah bagian dari strategi nasional untuk menciptakan pekerjaan yang berkualitas, memperkuat ketahanan ekonomi, dan mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan,” tutupnya.
Penerjemah: Arnidhya Nur, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025