Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat kolaborasi antara Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN). Tujuannya untuk meningkatkan pendidikan, penelitian, dan layanan kesehatan, serta memposisikan mereka di panggung global.
Pernyataan ini disampaikan dalam Kongres Nasional Asosiasi Rumah Sakit PTN (ARSPTN) 2025 dan Pertemuan Tahunan ke-6 RSPTN, yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit Universitas Indonesia serta RS Khusus Gigi dan Mulut UI pada hari Sabtu.
“Sektor kesehatan itu unik dan kaya akan data, jadi kita harus bertujuan untuk bersaing secara global. Rumah sakit pendidikan kita harus didukung oleh bakat-bakat terbaik,” ujar Menteri Brian Yuliarto pada Senin.
Dia menekankan pentingnya menjadikan RSPTN sebagai pusat kolaborasi lintas disiplin, yang berfungsi sebagai laboratorium terbuka untuk kedokteran, teknik, dan bidang ilmu lainnya.
“Indonesia memiliki keunggulan komparatif karena posisinya di khatulistiwa. Banyak penyakit ditemukan di sini, dan ini seharusnya mendorong inovasi dan penelitian yang bermanfaat bagi disiplin ilmu lain,” kata Yuliarto.
Dia mendorong penggunaan big data dan kecerdasan buatan (AI) dalam penelitian kesehatan untuk mendorong terobosan dalam instrumen medis dan teknologi kesehatan, sehingga mengurangi ketergantungan pada produk impor.
Berita terkait: Rumah Sakit Universitas Airlangga Tandatangani Nota Kesepahaman dengan Icon Cancer Centre Singapura
Sejalan dengan agenda pembangunan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, kementerian menargetkan RSPTN untuk mencapai standar internasional dalam waktu tiga hingga lima tahun.
Yuliarto menyerukan kepada universitas, profesional medis, peneliti, industri, dan pemerintah daerah untuk bekerja sama meningkatkan peran RSPTN.
“RSPTN harus menjadi institusi kelas dunia. Kolaborasi dengan Harvard, NUS, dan universitas terkemuka lainnya sangat mungkin dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua ARSPTN Nasronudin menyoroti potensi rumah sakit universitas yang belum tergali sepenuhnya.
“RSPTN memainkan peran strategis dalam mengintegrasikan pendidikan, penelitian, dan layanan, termasuk bidang-bidang seperti robotika dan pengembangan sel punca,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa fleksibilitas RSPTN memungkinkannya untuk mendukung kebijakan pemerintah dan merespons kebutuhan kesehatan masyarakat dengan efektif.
Berita terkait: Pendidikan berbasis rumah sakit sebagai upaya mengatasi kekurangan dokter: Menteri
Penerjemah: Sean Filo Muhamad, Katriana
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025