Kamis, 2 Oktober 2025 – 16:32 WIB
Jakarta, VIVA – Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, mengingatkan Gubernur Sumatra Utara (Sumut), Bobby Nasution, untuk tidak melakukan razia kendaraan truk yang memakai plat nomor Aceh. Menurut dia, tindakan tersebut bisa memicu ketegangan antara kedua wilayah.
Baca Juga:
Polemik Pelat Bobby Nasution, Anggota DPR: Untuk Tingkatkan Pendapatan Daerah
"Terkait isu yang viral di media sosial, yaitu razia plat bernomor Aceh di wilayah Medan Sumut, justru hal itu tidak boleh terjadi. Karena itu akan menimbulkan ketegangan antar daerah," kata Saan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.
Saan menegaskan bahwa sebagai rakyat Indonesia harus mengedepankan kesatuan. Ia meminta seluruh pihak tidak mementingkan ego masing-masing.
Baca Juga:
Aktivis Mahasiswa Bela Bobby Nasution Soal Plat BK/BB: Langkah Strategis Tingkatkan PAD
"Kita harus tetap mengedepankan bahwa kita ini adalah negara kesatuan Republik Indonesia. Jadi tidak boleh ada ego, apalagi lintas daerah, gitu. Jadi benih-benih seperti itu (ketegangan)," ujarnya.
Pemprov Sumut razia truk pelat BL di Kabupaten Langkat
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan pemerintah Sumut yang dipimpin langsung Gubernur Bobby Nasution sedang merazia dan menghentikan mobil truk plat BL Aceh di wilayah perbatasan Aceh Tamiang-Langkat, menjadi viral di media sosial.
Dalam video itu, Pemprov Sumut menghentikan mobil truk Aceh tersebut dan meminta supir untuk menyampaikan ke pemilik mobil agar mengganti nomor polisinya menjadi BK (dialihkan ke Sumut).
Aksi tersebut telah menjadi sorotan publik secara luas dan memicu sejumlah reaksi dari berbagai elemen masyarakat Aceh dalam dua hari terakhir.
Kendati demikian, Bobby Nasution menegaskan aksi tersebut bukan razia kendaraan, tetapi sosialisasi untuk mengoptimalkan pendapatan pajak di Sumatera Utara. Dia menyatakan bahwa seluruh perusahaan yang beroperasi di wilayah Sumatera Utara harus menggunakan pelat kendaraan BK atau plat BB.
"Ini bukan sentimen terhadap suatu wilayah di Indonesia, tapi seluruh wilayah atau perusahaan yang ada di Sumatera Utara akan kita wajibkan menggunakan pelat BK atau pelat BB pada 2026, untuk mengoperasikan pengangkutan hasil-hasil buminya yang ada di Sumatera Utara. Bukan untuk yang melintas, tapi untuk perusahaan yang beroperasional," paparnya.
Respons Gubernur Aceh
Sementara itu, Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem merespons aksi Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution yang merazia kendaraan truk berpelat Aceh BL di jalan provinsi di Kabupaten Langkat, Sabtu, 27 September 2025.
Mualem, di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Senin, 30 September 2025, mengimbau rakyat Aceh bersikap tenang dan tidak terpancing dengan kebijakan tersebut. Ibarat burung berkicau, kata Mualem, tak perlu digubris.
"Kita sabar dan diam saja. Tidak perlu ditanggapi, kita tenang saja. Kita anggap itu angin berlalu, kicauan burung, yang rugi dia sendiri," kata Mualem.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem
Akan tetapi, Mualem mewanti-wanti jajarannya untuk waspada apabila kebijakan nantinya akan merugikan rakyat Aceh secara langsung. "Kita wanti-wanti juga, kalau dijual ya kita beli, kalau gatal ya digaruk," ujarnya merujuk.
Halaman Selanjutnya
"Ini bukan sentimen terhadap suatu wilayah di Indonesia, tapi seluruh wilayah atau perusahaan yang ada di Sumatera Utara akan kita wajibkan menggunakan pelat BK atau pelat BB pada 2026, untuk mengoperasikan pengangkutan hasil-hasil buminya yang ada di Sumatera Utara, bukan untuk yang melintas tapi untuk perusahaan yang beroperasional," paparnya.