Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar mendorong perpustakaan untuk menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan demografi dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Kita perlu sesuaikan demografi; ini seperti permintaan dan penawaran; sebenernya minat baca itu tinggi,” kata Irene saat ditemui media di acara Karya Raya di Jakarta, Jumat.
Dia menyatakan bahwa orang Indonesia sebenarnya punya minat baca yang tinggi. Ini terlihat dari ramainya Perpustakaan Jakarta yang buka sampai larut malam dan dapat 3.000 pengunjung tiap hari.
Selain itu, konsep perpustakaan yang kekinian juga bisa menarik orang untuk datang dan baca buku gratis, seperti yang ada di toko buku daerah Blok M, yang sekarang jadi tujuan favorit anak muda.
Tapi, Irene tekankan bahwa perpustakaan yang dikelola komunitas atau lembaga nirlaba harus perhatikan keselarasan antara pembaca dan buku yang disediakan.
Irene percaya orang akan susah menikmati baca buku kalau bukunya ga sesuai minatnya. Dia nambahin, ga ada salahnya membiasakan membaca mulai dari baca komik dulu.
Dia bilang Kementerian Ekonomi Kreatif akan terus dukung ekosistem buku, dari percetakan, penerbitan, distribusi, sampai jamin kesejahteraan penulis lewat royalti.
Irene juga mau pastikan bahwa para penulis, dari yang muda sampai yang sudah berpengalaman, mempertimbangkan untuk menjadikan karya mereka sebagai sumber penghasilan, misalnya dengan jual lisensi ke luar negeri.
“Kami punya direktorat khusus untuk penerbitan. Ini nunjukin betapa seriusnya Kemenparekraf menggali sektor penerbitan,” ujar Irene.