Desakan Boikot Israel di Piala Dunia 2026 Menguat, Bung Towel: FIFA Harus Berani Ambil Keputusan!

Jumat, 26 September 2025 – 01:00 WIB

Jakarta, VIVA – Seruan boikot terhadap Israel di Piala Dunia 2026 makin meluas. Setelah Komisi Penyelidikan PBB nyatakan Israel lakukan genosida di Gaza, sekarang Spanyol yang berstatus tim nomor satu dunia juga ancam bakal mundur dari turnamen kalau Israel tetap diloloskan ke putaran final.

Baca Juga :
Terpopuler: Penyebab Marselino Dicoret, Keputusan Mengejutkan Kluivert

Pengamat sepak bola Tommy Welly atau akrab dipanggil Bung Towel nilai kondisi ini adalah ujian serius buat FIFA dan UEFA. Menurut dia, isu Israel bukan cuma masalah politik lagi, tapi sudah menyangkut kredibilitas sepak bola dunia.

“Ini bola panas ada di FIFA dan UEFA sekarang. Buat saya ini situasi yang memang harus dihadapi oleh FIFA dan harus muncul keputusan. Karena Spanyol pun sudah bilang toh sebagai ranking satu dunia, juara Piala Eropa 2024. Kalau Israel masuk, mereka akan tarik diri dari Piala Dunia. Dan ini kan mengancam,” kata Bung Towel dikutip tvOne, Jumat 26 September 2025.

Baca Juga :
Donald Trup Siap Mati-matian agar Israel Tak Diboikot di Sepakbola Internasional

Bung Towel tekankan bahwa FIFA punya nilai inti seperti transparansi, solidaritas, demokrasi, sampai keadilan. Semua nilai itu akan dipertanyakan kalau FIFA terus tutup mata terhadap desakan dunia internasional.

Presiden FIFA Gianni Infantino dengan trofi Piala Dunia Antarklub 2025

Photo : Miguel Martinez/Atlanta Journal-Constitution via AP, File

Baca Juga :
Presiden Abbas di Sidang PBB: Hamas Harus Lepas Senjata dan Tak Wakili Palestina

“Visi misi FIFA itu promote the game, olahraga dunia yang lebih baik, pertunjukan olahraga terbaik di dunia. Sepak bola harus punya dampak sosial. Nah, di sini faktor justice yang akan jadi pertanyaan,” ujarnya.

MEMBACA  Umat Kristen Palestina putus asa ketika tanah air Gaza dihancurkan oleh perang Israel | Berita Pemilihan Presiden AS 2024

Menurut Bung Towel, sejarah olahraga sudah pernah catat aksi boikot di ajang Olimpiade ataupun Piala Dunia. Maka, kalau FIFA tidak cepat bersikap, bukan mustahil Piala Dunia 2026 akan hadapi gejolak yang sama.

Tekanan Global Terus Menguat

Bung Towel juga ingatkan bahwa tekanan terhadap FIFA sebenarnya sudah lama ada. Federasi Sepak Bola Palestina sejak tahun lalu kirim surat resmi agar Israel dijatuhi sanksi, didukung 47 anggota Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

“Tekanan itu sudah dirasakan. Hanya keputusan itu belum. Sekarang kan mulai di Eropa juga muncul. Bahkan bukan cuma sepak bola, tapi balap sepeda di Spanyol, basket di Polandia, semua sudah terganggu. Ini situasi yang tidak kondusif,” jelasnya.

Ia tegaskan, boikot adalah bentuk tekanan yang paling kuat, dan Piala Dunia sebagai ajang terbesar jadi panggung utama untuk sampaikan pesan tersebut.

“Boikot itu kan pressure. Event terdekat paling besar ya Piala Dunia. Maka ini diharapkan bisa jadi pressure. Yang ditunggu kan FIFA sama UEFA keputusannya,” tegasnya.

Pakar PBB Soroti FIFA dan UEFA

Diberitakan sebelumnya, tekanan internasional terhadap Israel tak hanya datang dari federasi sepak bola, tetapi juga lembaga dunia. Kelompok pakar PBB secara terbuka desak UEFA dan FIFA untuk segera bekukan Israel dari sepak bola internasional.

Desakan ini muncul setelah laporan Komisi Penyelidikan PBB simpulkan bahwa Israel lakukan genosida di Gaza. Menurut pakar PBB, kesimpulan itu nambah daftar panjang lembaga internasional yang tegaskan adanya pelanggaran berat di wilayah Palestina.

“Kesimpulan dari Penyelidikan Komisi PBB di daerah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur dan Israel, bahwa Israel telah melakukan genosida, merupakan kesimpulan terbaru dari semakin banyaknya badan internasional yang menegaskan bahwa genosida sedang terjadi di Wilayah Palestina yang Dijajah,” tulis pakar PBB dalam pernyataan yang dikutip tvOne.

MEMBACA  Langkah-Langkah Strategis untuk Mendukung Asta Cita

Mereka juga ingatkan soal perintah sementara Mahkamah Internasional (ICJ) pada 26 Januari 2024, yang wajibkan setiap negara bertindak melawan genosida. Dengan dasar hukum itu, FIFA dan UEFA dianggap tidak bisa lagi berlindung di balik alasan netralitas olahraga.

“Olahraga harus tolak persepsi bahwa itu adalah bisnis biasa. Badan olahraga tidak boleh tutup mata kepada pelanggaran kemanusiaan, terutama ketika panggung mereka digunakan untuk menormalisasikan ketidakadilan,” lanjut pernyataan tersebut.

Desakan Hukum dan Moral

Pakar PBB tegaskan, sepak bola punya kekuatan besar dalam bentuk opini global. Karena itu, FIFA dan UEFA tidak boleh biarkan Israel tetap berlaga seolah tidak terjadi apa-apa.

"Sekali lagi, kami desak FIFA untuk berhenti melegitimasi situasi yang timbul dari kehadiran ilegal Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki," tegas mereka.

“Ada keharusan hukum dan moral untuk ambil segala langkah yang memungkinkan guna akhiri genosida di Gaza sekarang juga,” tutup pakar PBB.

Halaman Selanjutnya
“Tekanan itu sudah dirasakan. Hanya keputusan itu belum. Sekarang kan mulai di Eropa juga muncul. Bahkan bukan cuma sepak bola, tapi balap sepeda di Spanyol, basket di Polandia, semua sudah terganggu. Ini situasi yang tidak kondusif,” jelasnya.