Pemimpin Ukraina mendesak aksi global untuk mengatasi rencana Rusia yang dikatakannya hendak memperluas perang ke seluruh Eropa, dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.
Diterbitkan Pada 24 Sep 2025
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan dunia sedang berada dalam “perlombaan senjata paling merusak dalam sejarah” seraya menyeru komunitas internasional untuk bertindak melawan Rusia sekarang. Dalam pidatonya di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, ia menegaskan bahwa Presiden Vladimir Putin ingin memperluas perangnya di Eropa.
“Ukraina hanyalah yang pertama, dan kini drone Rusia sudah terbang melintasi Eropa, serta operasi-operasi Rusia telah menyebar di berbagai negara. Putin ingin meneruskan perang ini dengan memperluasnya,” kata Zelenskyy pada Rabu di markas besar PBB di New York.
Pidato presiden Ukraina tersebut merupakan salah satu yang paling ditunggu-tunggu dalam UNGA tahun ini, menyusul berulang kali dilanggarnya ruang udara Uni Eropa oleh Rusia yang menguji aliansi NATO di sayap timurnya.
Moskow telah membantah klaim pelanggaran ruang udara anggota NATO, dengan menuduh kekuatan-kekuatan Eropa melayarkan tuduhan yang tidak berdasar.
Komentar Zelenskyy disampaikan sehari setelah ia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menyatakan dukungan bagi upaya Ukraina dan mengkritik Rusia.
Trump mengatakan pada Selasa bahwa ia percaya Ukraina dapat merebut kembali semua wilayah yang hilang oleh Rusia, sebuah perubahan dramatis dari seruan pemimpin AS itu yang berulang kali meminta Kyiv untuk membuat konsesi guna mengakhiri perang.
“Kemarin, kami melakukan pertemuan yang baik. Presiden Trump dan saya juga berbicara dengan banyak pemimpin kuat lainnya, dan bersama-sama, kami dapat mengubah banyak hal. … Saya menghargai dukungan yang kami terima,” kata Zelenskyy kepada UNGA.
Meski menyatakan kekhawatirannya atas perlombaan senjata global, pemimpin Ukraina itu mengatakan bahwa senjatalah yang akan membuat perbedaan dalam perang melawan Rusia, bukan hukum internasional.
“Jika sebuah bangsa menginginkan perdamaian, bangsa itu tetap harus bekerja pada persenjataan. Ini menyedihkan, tapi itulah realitasnya,” ujar Zelenskyy. “Bukan hukum internasional, bukan kerja sama – senjata yang menentukan siapa yang bertahan.”
Menyoroti penggunaan kecerdasan buatan (AI), Zelenskyy mengatakan tidak akan ada “tempat tersisa di Bumi yang masih aman” jika tidak ada “jaminan keamanan yang nyata” dan platform yang kuat untuk keamanan internasional.
“Kita membutuhkan aturan global sekarang untuk bagaimana AI dapat digunakan dalam senjata, dan ini sama mendesaknya dengan mencegah penyebaran senjata nuklir,” katanya sambil menyerukan dipulihkannya kerja sama internasional.
Zelenskyy Peringatkan Moldova
Presiden Ukraina itu memperingatkan bahwa Kremlin mengancam kemerdekaan Moldova yang bertetangga dengan dugaan plot untuk menghasut kerusuhan domestik.
Pasukan Rusia terus ditempatkan di wilayah separatis Moldova, Transnistria, yang sejak lama memicu kekhawatiran bahwa Rusia dapat menginvasi negara berpenduduk 2,3 juta jiwa tersebut.
“Eropa tidak bisa kehilangan Moldova juga,” kata Zelenskyy.
“Bagi Eropa, mendukung stabilitas Moldova tidaklah mahal, tetapi kegagalan melakukannya akan berbiaya jauh lebih tinggi. Itulah mengapa UE perlu membantu Moldova sekarang dengan pendanaan dan dukungan energi, bukan sekadar kata-kata atau gestur politik,” tambahnya.