Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus pada pukul 13:28 waktu setempat pada hari Minggu. Abu vulkaniknya mencapai ketinggian sekitar 1.000 meter di atas puncak.
Awan abu tersebut bergerak ke arah barat daya, menuju Kota Padang Panjang. Petugas dari Pos Pengamatan Gunung Marapi mengatakan mereka menunggu penilaian dari Volcanic Ash Advisory Centre Darwin dan ASHTAM untuk menentukan seberapa jauh abu bisa menyebar.
Kolom abu terlihat berwarna kelabu dan tebal. Instrumen seismik mencatat amplitudo maksimum 30,4 milimeter, dengan durasi letusan sekitar 38 detik.
Marapi, yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut, masih aktif saat laporan ini dibuat.
Seorang warga Agam, Noviardi, mengaku kaget mendengar suara ledakan keras dari gunung yang jelas terdengar di Kecamatan Baso.
Gunung Marapi masih berada di tingkat siaga Level II (“Waspada”). Badan Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan peringatan untuk menghindari aktivitas dalam radius 3 kilometer dari Kawah Verbeek.
Warga yang tinggal di sepanjang sungai yang berhulu di puncak gunung khususnya diingatkan akan potensi lahar dingin, terutama saat hujan deras.
Otoritas menyarankan untuk memakai masker penutup hidung dan mulut jika terkena hujan abu untuk mencegah masalah pernapasan.
Petugas juga menunjuk kepada risiko akumulasi material dari letusan, yang bisa memicu aliran air tiba-tiba yang penuh dengan puing vulkanik.
Bahaya seperti itu sangat berbahaya selama periode curah hujan tinggi. Peristiwa terparah yang sebanding baru-baru ini terjadi pada 11 Mei 2024, ketika lahar menewaskan puluhan orang di wilayah tersebut.