Wakil Menteri Dorong Program Makanan Sekolah sebagai Model Pengelolaan Sampah

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono menyatakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus menjadi contoh untuk meningkatkan sistem pengelolaan sampah di Indonesia.

“Program MBG ini sangat bagus sekali, anak-anak terlihat senang, makannya diberikan dalam porsi yang pas, dan juga memperhatikan anak yang punya alergi. Tapi lebih dari itu, kami ingin program ini memiliki sistem pengelolaan limbah terbaik,” kata Diaz saat kunjungan ke Unit Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Halim Perdana Kusuma di Jakarta Timur pada hari Jumat.

SPPG Halim saat ini melayani siswa dari 15 sekolah dengan kapasitas dapur lebih dari 6.000 porsi per hari.

Diaz menjelaskan bahwa sistem pengelolaan sampah dapur tersebut melibatkan pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah organiknya lalu digunakan sebagai pakan ternak melalui kerjasama dengan bank sampah setempat.

Selain itu, dapurnya juga sudah dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang sederhana.

“Melalui pengomposan, kita tidak cuma mengurangi beban di tempat pembuangan akhir (TPA) tapi juga menciptakan produk sampingan yang berguna dari sampah organik,” ujar Diaz, yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH).

Untuk mendukung inisiatif ini, Kementerian telah menyumbangkan dua alat pengompos dengan kapasitas 30-50 kilogram per hari dan satu unit IPAL tambahan untuk dapur SPPG Halim.

Alat pengompos itu mampu mengolah sampah organik menjadi kompos padat dan juga menghasilkan pupuk organik cair yang bermanfaat untuk tanaman di sekitarnya.

“Saya harap SPPG Halim bisa jadi model untuk dapur-dapur lainnya, khususnya dalam hal pengelolaan limbah dan efuen,” ujarnya.

Badan Gizi Nasional bertujuan mendirikan 30.000 unit SPPG pada akhir tahun 2025. Dengan setiap unit melayani rata-rata 3.000 siswa, program ini diperkirakan akan menghasilkan 800 ton sampah per hari.

MEMBACA  Indonesia Dorong Asosiasi Peternak untuk Tingkatkan Produksi Daging Sapi

Oleh karena itu, pengelolaan sampah yang terintegrasi dan efektif sangat penting untuk keberlanjutan program ini dalam jangka panjang.

Berita terkait: Kementerian Lingkungan Hidup serukan pengelolaan sampah dalam program makan gratis
Berita terkait: Kementerian manfaatkan kenaikan anggaran untuk kelola sampah dan perubahan iklim

*Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025*