Menteri Negara Qatar, Dr. Mohammed bin Abdulaziz Al-Khulaifi, mengumumkan melalui sebuah unggahan di X pada hari Rabu bahwa Qatar sedang menempuh jalur hukum untuk “memberikan respons terhadap agresi Israel terhadap Negara Qatar.”
Qatar berencana untuk mengambil tindakan hukum terhadap Israel di Mahkamah Pidana Internasional setelah IDF menyerang pejabat tinggi Hamas di Doha, demikian pernyataan pejabat dari Negara Teluk tersebut pada hari Rabu.
Menteri Negara Qatar Dr. Mohammed bin Abdulaziz Al-Khulaifi beserta perwakilan Qatar lainnya bertemu dengan jaksa penuntut umum deputy ICC Nazhat Khan pada hari Rabu dan menggelar dua pertemuan membahas langkah-langkah untuk menuntut Israel.
Al-Khulaifi memimpin tim hukum Qatar untuk mengajukan tantangan hukum terhadap Israel atas “agresinya terhadap Negara Qatar.”
“Dalam dua pertemuan tersebut, saya menegaskan kembali komitmen Qatar untuk mendukung jalur keadilan internasional dan memastikan bahwa mereka yang melakukan kejahatan dimintai pertanggungjawaban serta tidak luput dari hukuman dalam kerangka hukum pidana internasional,” tulisnya.
KEPUL ASAP usai ledakan dari serangan Israel terhadap pemimpin Hamas di Doha, Qatar, pada hari Selasa. (kredit: IBRAHEEM ABU MUSTAFA/REUTERS)
IDF Serang Pemimpin Hamas di Doha
Ini terjadi setelah IDF menyerang beberapa pemimpin Hamas di Doha awal bulan ini. Hamas menyatakan bahwa lima anggotanya tewas dalam serangan tersebut.
Setelah dua tahun Qatar menjadi tuan rumah negosiasi antara Israel dan Hamas mengenai pertukaran tawanan dan gencatan senjata, pemerintah mengambil keputusan bahwa menargetkan pemimpin Hamas yang tersisa lebih penting daripada membiarkan jalur diplomatik itu tetap terbuka.
Pernyataan IDF menyebutkan bahwa para pemimpin yang menjadi sasaran bertanggung jawab atas pembantaian sekitar 1.200 orang Israel di Selatan negara itu pada 7 Oktober 2023, serta mengelola operasi kelompok teror tersebut selama bertahun-tahun sebelumnya. Seorang pejabat Israel mengonfirmasi kepada The Jerusalem Post bahwa Khalil al-Hayya, seorang pemimpin Hamas, merupakan salah satu target utama operasi ini.
Sumber-sumber Israel lainnya menyampaikan kepada The Post bahwa pejabat senior Hamas tewas dalam serangan di Doha, dengan perkiraan terdapat antara empat hingga delapan pejabat senior di apartemen rahasia Hayya pada saat dibom.
Patut dicatat, beberapa pejabat keamanan Israel tidak mendukung serangan udara tersebut dan meyakini bahwa hal itu akan merugikan negosiasi untuk kesepakatan tawanan dan gencatan senjata di Gaza.
Yonah Jeremy Bob dan Amichai Stein berkontribusi dalam laporan ini.