Jakarta, VIVA – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Nurdin Halid, memberikan 8 catatan kritis untuk Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, dalam menjalankan tugasnya. Khususnya dalam pelaksanaan program Koperasi Desa Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih.
Dalam Rapat Kerja bersama Menteri Koperasi beberapa waktu lalu, ia menekankan pentingnya strategi yang efektif agar program ini benar-benar bisa berjalan dengan baik.
Berdasarkan kunjungannya ke Kabupaten Bone dan Maros, Sulawesi Selatan, Nurdin mengungkapkan bahwa 17 koperasi desa kelurahan di Kecamatan Mare belum beroperasi karena tidak punya kantor, manajemen, maupun arah kerja yang jelas.
Ia mendorong Kementerian Koperasi untuk segera melakukan perbaikan agar koperasi tersebut dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat desa dan memastikan masa depan gerakan koperasi di Indonesia.
Catatan-catatan penting untuk Menteri Koperasi:
- Tata Kelola yang Kuat: Keberhasilan program Kopdeskel Merah Putih harus didukung oleh tata kelola yang kokoh, instruktur berpengalaman, dan kepastian hukum. Pelatihan untuk 80 ribu manajer dan asisten akan lebih efektif jika melibatkan lebih dari 7.500 instruktur bersertifikat yang telah dicetak oleh Lapenkop.
- Merangkul UMKM: Kopdeskel harus bisa merangkul semua UMKM yang tersebar di desa dan kota menjadi anggotanya. Keberadaan UMKM harus menjadi bagian integral dari program ini, bukan malah dimatikan. Justru, mereka harus dijadikan mitra kerjasama.
- Dana Desa Bukan Jaminan: Nurdin menolak penggunaan dana desa sebagai jaminan pinjaman untuk Kopdeskel ke Bank Himbara. Menurutnya, kepala desa hanya bertugas sebagai pengawas, bukan penanggung jawab keuangan koperasi.
- Pembentukan Komite Etik: Perlu dibentuk Komite Etik dari tingkat pusat sampai kabupaten untuk memantau dan menerima pengaduan jika ada indikasi pelanggaran etika oleh kepala desa atau lurah dalam pengelolaan Kopdeskel.
- Sosialisasi Manual Book: Sosialisasi yang massif dan efektif mengenai Manual Book Kopdeskel sangat penting, terutama tentang sistem kerja, model bisnis, dan indikator keberhasilan koperasi.
- Perhatian untuk Koperasi Lama: Kementerian Koperasi tidak hanya fokus pada Kopdeskel baru, tetapi juga harus bertanggung jawab atas kemajuan sekitar 130 ribu koperasi yang sudah ada sebelumnya.
- Selesaikan Dualisme Dekopin: Menteri Koperasi yang baru harus segera menyelesaikan masalah dualisme di Dekopin, yang merupakan mitra strategis pemerintah dalam memajukan koperasi.
- Kembangkan Bisnis Berbasis Lokal: Pengurus Kopdeskel harus mengembangkan bisnis yang memanfaatkan sumber daya alam, budaya lokal, dan kebutuhan anggota, karena koperasi adalah sistem sosio-ekonomi berbasis komunitas.