DENPASAR (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali merevisi jumlah korban jiwa akibat banjir baru-baru ini. Awalnya dilaporkan 18 orang, sekarang dikoreksi jadi 17 orang.
“Ada koreksi karena ada data ganda di catatan,” kata Kepala BPBD Bali, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya pada hari Jumat.
Yadnya menjelaskan, per data Jumat, 12 September pukul 14.00 waktu setempat (GMT+8) yang dikonfirmasi ulang pukul 20.00, tercatat 17 orang meninggal dan lima orang masih dinyatakan hilang.
Korban jiwa tersebar di beberapa kabupaten: 11 di Denpasar, 3 di Gianyar, 2 di Jembrana, dan 1 di Badung.
Soal kerusakan infrastruktur, BPBD memperkirakan sekitar 515 bangunan terdampak. Denpasar paling parah dengan 475 bangunan rusak. Daerah lain yang terdampak yaitu Tabanan (29 bangunan), Karangasem (6), Gianyar (2), dan Bangli (3).
Hingga Jumat pukul 12.00, sudah didirikan enam posko evakuasi di Denpasar yang menampung total 188 warga yang mengungsi.
Pusat evakuasi berlokasi di sekolah dasar dan di unit komunitas adat Bali (Banjar).
Bali saat ini sedang dalam masa tanggap darurat resmi selama satu minggu yang dimulai sejak Rabu, 10 September. Pada fase ini, pemerintah memprioritaskan evakuasi warga terdampak dan pendistribusian logistik penting bagi pengungsi.