Dua penulis radikal Aljazair — seorang novelis yang memperjuangkan kemerdekaan dan seorang dramawan yang karyanya merenggut nyawanya.
Bagaimana dua tokoh terkemuka dalam kesusastraan Aljazair menggunakan kata-kata tertulis untuk berkontribusi pada perjuangan bangsa mereka demi kemerdekaan, keadilan, martabat, dan identitas nasional.
Mohamed Dib (1920–2003) adalah salah satu novelis paling ternama Aljazair yang menulis dalam bahasa Prancis untuk merebut kembali suara sastra rakyatnya. Novel-novelnya mengungkap kemiskinan dan ketidakadilan di bawah penjajahan Prancis serta mewadahi aspirasi masyarakat akan kebebasan. Ia diasingkan dari Aljazair oleh otoritas Prancis pada tahun 1959, dan meskipun menghabiskan sisa hidupnya di Paris, Dib senantiasa membawa tanah airnya dalam hati dan karyanya.
Abdelkader Alloula (1939–94) merupakan seorang aktor, dramawan, dan sutradara yang menciptakan ulang tradisi mendongeng Aljazair dan Afrika Utara dalam wujud teater politik yang kuat. Drama-dramanya bersuara lantang menentang korupsi dan ketimpangan, namun saat ia bertahan di Aljazair selama perang saudara tahun 1990-an, ia ditembak oleh dua anggota Front Islam untuk Jihad Bersenjata pada Maret 1994.
Diterbitkan pada 10 Sep 2025