Rupanya sudah beberapa bulan ini, menurut banyak postingan di media sosial, perusahaan Walmart dan Target menyuruh karyawan mereka untuk mencopot bagian harga dari label pakaian yang dijual di toko.
Banyak postingan di TikTok, Reddit, dan Facebook dari orang yang mengaku karyawan toko tersebut, serta dari pelanggan, memperlihatkan karyawan sedang mencabik bagian bawah label yang ada harganya. Pelanggan juga menemukan label yang sudah sobek di toko. Postingan memperlihatkan rak-rak pakaian dari merek seperti Wonder Nation (Walmart) dan Auden (Target) di seluruh negeri yang labelnya sudah diubah.
Postingan yang menuduh kedua retailer melakukan hal ini mulai muncul online di waktu yang bersamaan. Mereka bilang, dengan menghilangkan label harga, toko jadi lebih mudah menaikkan harga, mungkin karena tarif. Hal ini dapat kritik dari karyawan yang bilang shift kerja mereka cuma untuk mencopot harga, dan juga dari pelanggan yang bingung dan merasa toko mau menyembunyikan kenaikan harga.
Di satu video TikTok tanggal 25 Juli, seorang yang mengaku karyawan Target mengeluh harus “merobek SETIAP harga satu per satu,” dan bilang dia menghabiskan “hampir seluruh shift 8 jam” untuk melakukan tugas itu. Video TikTok lain tanggal 8 Agustus memperlihatkan seseorang merobek label harga dari tumpukan celana jeans, dan bilang Target “tidak bisa mengikuti perubahan harga yang terus-terusan.”
Seorang yang mengaku karyawan Walmart juga memposting video di TikTok pada 29 Juli yang memperlihatkannya mencopot harga dari pakaian merek Child of Mine. Dia bilang di caption, “Memproses barang jadi lebih lama hanya karena tarif dan harga naik… Aku lelah.”
Para pelanggan juga memperhatikan dan memposting video serta diskusi mereka sendiri di media sosial. Mereka mempertanyakan label yang sobek dan apakah ini artinya harganya sudah naik. Banyak yang bilang mereka jadi tidak jadi beli karena harganya tidak ada.
Seorang jurnalis dari Retail Brew mengunjungi salah satu toko Target di New York dan menemukan banyak sekali label harga yang sudah dicopot untuk merek-merek Auden, All in Motion, dan A New Day. Banyak barang tidak ditempeli harga baru dan tidak ada tanda harganya berapa. Satu barang bahkan tidak dikenali oleh aplikasi Target ketika discan.
Di rak pakaian dalam Auden yang sebagian besar label harganya sudah dicopot, jurnalis menemukan beberapa label yang masih utuh. Ketika discan, harganya di sistem ternyata $1–$2 lebih tinggi dari yang tercetak di label. Beberapa produk sudah ditempeli stiker harga baru dengan kenaikan $2–$5.
Walmart menjelaskan bahwa perubahan label ini adalah bagian dari proses labeling baru untuk departemen fashion mereka yang dimulai bulan Mei. Mereka menyuruh karyawan mencopot label harga yang ada bagian perforasi-nya, lalu menggunakan tanda atau stiker di rak untuk menunjukkan harganya. Beberapa harga memang berubah, tapi Walmart tidak mengonfirmasi apakah ini terkait tarif. CEO Walmart, Doug McMillon, minggu lalu mengatakan bahwa biaya mereka terus naik seiring mereka mengisi ulang inventori dengan tingkat harga pasca-tarif.
Walmart bilang, perbedaan harga antara label dan tanda di rak (seperti yang terlihat di TikTok) adalah akibat kesalahan penempatan atau tanda itu menunjukkan harga tertinggi dari barang di rak tersebut. Walmart tidak memiliki scanner harga di toko, jadi pelanggan harus menggunakan aplikasi Walmart, bertanya pada karyawan, atau membawa barangnya ke kasir untuk memastikan harganya.
Target tidak menanggapi pertanyaan yang dikirim oleh Retail Brew mengenai pencopotan label harga ini. Gomez, seorang pejabat tinggi di Target, bilang kalau mereka akan naikan harga hanya sebagai pilihan terakhir. Dia juga katakan Target akan lebih fokus ke brand mereka sendiri untuk kasih nilai lebih ke pelanggan.
Gerakan ini terjadi setelah Target akhiri program price matching yang berjalan 10 tahun di bulan Juli. Program itu sebelumnya izinkan konsumen dapat harga yang sama seperti di Walmart dan Amazon.
Dua ahli retail, Jeff Sward dan Liza Amlani, kasih tau ke Retail Brew bahwa hapus harga dari label produk bukanlah hal yang biasa. Menurut mereka, ini strategi yang boros dan proses yang sangat tidak efisien dan mahal.
Sward bilang, cuma pake tanda untuk tunjukkin harga bisa bikin berantakan, apalagi kalau ada banyak gaya baju dengan harga beda di satu rak. Itu akan jadi makin berantakan.
“Durasah percaya perusahaan besar kayak Walmart dan Target tidak punya cara yang lebih baik untuk melakukan ini,” katanya. “Tentu saja pelanggan akan frustasi dan mungkin tidak beli, terutama kalau mereka rasa sedang ditipu.”
Laporan ini awalnya diterbitkan oleh Retail Brew.
Fortune Global Forum akan kembali pada 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara eksklusif yang bentuk masa depan bisnis. Ajukan permohonan untuk undangan.