Rupiah Menguat ke Rp16.472, Didukung Intervensi Bank Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Bank Indonesia (BI) kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memastikan likuiditas rupiah di pasar tercukupi, sehingga mata uang dapat bergerak sesuai dengan nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berjalan baik.

“Bank Indonesia hadir di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah mencerminkan nilai dasarnya lewat mekanisme pasar yang sehat,” ujar Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Departemen Manajemen Moneter dan Sekuritas BI, dalam sebuah pernyataan di Jakarta pada Senin.

Untuk mendukung hal ini, BI terus memperkuat langkah-langkah stabilisasinya, termasuk intervensi non-deliverable forward (NDF) di pasar offshore dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, domestic non-deliverable forwards (DNDF), dan pembelian sekuritas pemerintah (SBN) di pasar sekunder.

Selain itu, BI memastikan likuiditas rupiah yang memadai dengan menyediakan akses likuiditas bagi bank-bank melalui transaksi repo, swap valuta asing, pembelian SBN di pasar sekunder, dan fasilitas pinjaman atau pembiayaan.

Pada pembukaan sesi perdagangan Senin di Jakarta, rupiah tercatat di posisi Rp16.472 per dolar AS, menguat 28 poin atau 0,17 persen dari level penutupan Jumat di Rp16.500 per dolar AS.

Sebelumnya, pada pembukaan sesi Jumat, rupiah sempat melemah tipis 1 poin, atau 0,01 persen, menjadi Rp16.354 per dolar AS dari level sebelumnya Rp16.353.

Menurut ekonom Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto, depresiasi rupiah belakangan ini salah satunya didorong oleh sentimen negatif akibat protes di beberapa wilayah Jakarta.

Dia menambahkan, koreksi rupiah dalam beberapa pekan terakhir juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor global.

Berita terkait: BI bawa kampanye “Cinta Rupiah” ke pulau-pulau perbatasan

Berita terkait: Gubernur BI dorong masyarakat bela rupiah sebagai simbol nasional

MEMBACA  Indonesia, Rusia menjajaki kerjasama di bidang olahraga

Penerjemah: Rizka, Azis Kurmala
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025