Apple Perkirakan Dampak Tarif $1,1 Miliar di Kuartal IV, Setelah Kerugian $800 Juta di Q3; CEO Tim Cook Peringatkan ‘Banyak Faktor yang Dapat Berubah’

CEO Apple, Tim Cook, bicara tentang tekanan biaya dalam laporan keuangan perusahaan untuk Q3 2025. Tekanan ini bukan dari rantai pasok atau bahan baku, tapi lebih karena geopolitik, yaitu tarif.

Cook bilang bahwa Apple (AAPL) harus bayar biaya sekitar $800 juta yang terkait tarif pada kuartal Juni. Dia perkirakan angka ini bisa naik jadi $1,1 miliar di kuartal September, jika kebijakan tarif global tidak berubah.

“Akhirnya, situasi tentang tarif ini masih berkembang, jadi saya akan jelaskan,” kata Cook ke investor. “Untuk kuartal Juni, kami keluar biaya sekitar $800 juta terkait tarif. Untuk kuartal September, jika tarif global tetap sama dan tidak ada tarif baru, kami perkirakan dampaknya akan tambah biaya kami sekitar $1,1 miliar.”

Pengakuan ini tunjukkan tantangan Apple dari perselisihan dagang dan perubahan kebijakan. Karena rantai pasok global sangat terkait — terutama di Cina, tempat banyak pabrik Apple — tarif bisa tekan margin operasi mereka.

Cook tidak jelaskan produk atau wilayah mana yang paling terdampak, tapi dia ingatkan bahwa perkiraan setelah September itu sulit. “Perkiraan ini tidak boleh dipakai untuk proyeksi kuartal depan karena banyak faktor yang bisa berubah, seperti tingkat tarif,” jelasnya.

Buat investor, ini bikin pertanyaan: Apakah Apple akan tanggung sendiri biaya tambahan ini dan terima margin yang lebih kecil, atau mereka akan naikkan harga produk ke konsumen?

Biasanya, Apple coba lindungi konsumen dari kenaikan harga mendadak untuk produk andalannya. Mereka lebih mengoptimalkan rantai pasok atau atur strategi harga regional. Tapi, kenaikan biaya $1,1 miliar per kuartal cukup besar dan bisa pengaruhi panduan margin mereka.

Cerita Berlanjut

MEMBACA  Renault meminta dana darurat Eropa untuk mengatasi persaingan EV dari China

Peringatan ini tekankan bahwa Apple masih terpapar risiko geopolitik, apalagi kebijakan dagang antara AS, Cina, dan pusat manufaktur lain masih tidak stabil. Apple sudah mulai pindah sebagian produksinya ke India dan Vietnam, tapi operasinya masih jauh lebih kecil dibanding di Cina.

Kalau tarif tetap ada atau tambah, Apple mungkin harus percepat diversifikasi — hal yang butuh banyak biaya dan waktu tahunan untuk diterapkan sepenuhnya.

Situasi tarif global masih berubah-ubah. Debat kebijakan di Washington dan Beijing tunjukkan bahwa produk tech kemungkinan masih jadi target perundingan dagang. Buat Apple, risikonya besar; kenaikan tarif bisa pengaruhi pendapatan dan perasaan investor, apalagi jika tekanan biaya terjadi saat permintaan konsumen lemah.

Walau perkiraan untuk kuartal September ada angkanya, peringatan Cook tentang ketidakpastian ingatkan kita bahwa biaya terkait dagang bisa berubah banyak tiap kuartal. Untuk sekarang, Apple kelihatan siap kelola kenaikan ini tanpa ganggu jadwal rilis produk — tapi perubahan kebijakan besar bisa cepat ubah situasi ini.

Pada tanggal publikasi, Caleb Naysmith tidak memegang (baik langsung ataupun tidak langsung) posisi dalam efek yang disebut di artikel ini. Semua informasi dan data dalam artikel ini adalah untuk tujuan informasi saja. Artikel ini pertama kali terbit di Barchart.com