Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan bahwa anggaran 2026 untuk program Makanan Bergizi Gratis (MBG) akan dialokasikan untuk intervensi gizi dan digitalisasi Unit Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Anggaran tahun depan sebesar Rp335 triliun terutama akan dialokasikan lebih banyak untuk intervensi MBG. Untuk intervensi ini saja, kami membutuhkan sekitar Rp1,2 triliun per hari, atau Rp25 triliun per bulan, dengan asumsi penerima manfaat mencapai 82,9 juta. Kami saat ini mempercepat program dengan 19.000 mitra SPPG yang kelayakannya sedang ditinjau," ujar Dadan saat kunjungan ke Pusat Warisan ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ia menekankan bahwa 75 persen dana akan digunakan untuk intervensi makanan bergizi, termasuk untuk ibu hamil, ibu menyusui, balita di luar pendidikan anak usia dini (PAUD), dan siswa dari PAUD hingga SMA.
Dia menambahkan, sebagian anggaran juga akan mendukung manajemen program dan digitalisasi operasi SPPG untuk efisiensi dan pengendalian.
"Selain intervensi gizi, dana juga akan mendukung operasi manajemen, termasuk digitalisasi karena kami ingin semuanya terekam dengan baik dan mudah dipantau. Namun, kami akui sistem digital kami masih tertinggal karena berbagai alasan," katanya.
Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa ketika sebuah unit SPPG didirikan, unit tersebut harus terintegrasi ke dalam sistem digital, dimulai dengan pelacakan kehadiran harian anak, yang harus terhubung langsung ke sistem SPPG, agar data dapat dikirim ke pemerintah pusat secara real time.
"Kami sedikit tertinggal dalam hal ini, tapi rencananya kami akan mengejarnya tahun depan," tambahnya.
Dadan menyoroti bahwa Program MBG bukan hanya inisiatif gizi, tetapi juga berfungsi sebagai katalis ekonomi di tingkat masyarakat.
Menurut data BGN, hingga pertengahan Agustus 2025, sekitar 5.905 dapur MBG atau SPPG telah didirikan, melayani sekitar 20,5 juta penerima manfaat.
Pendirian dapur-dapur ini melibatkan kolaborasi dengan pengusaha lokal, organisasi masyarakat, dan lembaga non-pemerintah, tanpa memberikan tekanan tambahan pada Anggaran Negara 2025. Investasi yang diserap oleh masyarakat untuk membangun infrastruktur dapur diperkirakan mencapai Rp12 triliun.
"Dengan penambahan sekitar 19.000 dapur lagi, yang sudah dibangun namun belum beroperasi, total nilai investasi diproyeksikan mencapai Rp38 triliun. Secara keseluruhan, perputaran ekonomi dari program ini bisa mencapai Rp50 triliun," ujar Dadan.
Dalam Sidang RUU APBN 2026 dan Nota Keuangannya pada Jumat (15 Agustus), Presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk melanjutkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dengan alokasi anggaran sebesar Rp335 triliun dalam APBN 2026.
"Kami membangun generasi unggul anak-anak kita melalui MBG. Generasi unggul lahir dari tubuh sehat dengan gizi yang cukup," pernyataan Presiden.
Presiden menyatakan bahwa program MBG bertujuan untuk menjangkau 82,9 juta siswa, ibu hamil, dan balita di seluruh Indonesia.
Berita terkait: Prabowo sets 2026 budget focus on food, energy, and education
Berita terkait: BGN develops nutrition module for SPPG food handlers
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025