Atap Sekolah Dasar (SD) Negeri Ciherang ambruk akibat kondisi kayu yang lapuk dan diguyur hujan lebat. Foto/Dharmawan Hadi
SUKABUMI – Warga di lokasi bencana tanah bergerak, Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, dikagetkan oleh atap sekolah yang ambruk, Sabtu (9/3/2024) pukul 16.50 WIB. Suara gemuruh dan dentuman keras yang berasal dari kejadian tersebut, membuat panik sejumlah warga. Para penyintas bencana ketakutan kejadian tanah bergerak terjadi kembali seperti kejadian pada Minggu (13/12/2020). Informasi yang dihimpun, awalnya sebagian warga menduga bunyi dentuman itu berasal dari ambruknya salah satu rumah atau tanah longsor di pinggiran permukiman. Namun setelah diperiksa, ternyata atap Sekolah Dasar (SD) Negeri Ciherang ambruk. “Kami sempat kaget mendengarnya. Selain bunyi seperti dentuman itu kami juga merasakan getaran, namun terasanya kecil,” ujar warga setempat, Linda (33) kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (10/3/1024). Linda menjelaskan, awalnya dirinya bersama warga lain, menduga ada rumah tetangga di pinggiran lerengan yang ambruk terbawa longsor. Karena penasaran akhirnya berjalan mengecek ke sumber bunyi yang berlokasi di bawah posisi rumahnya. “Saat di depan SD Negeri Ciherang, sejumlah warga lain sudah berkerumun karena juga mendengar bunyi dentuman. Ternyata sumber bunyi itu berasal dari ambruknya bagian atap ruang kelas paling belakang hingga ke lantai,” ujar Linda yang lokasi rumahnya 100 meter dari SDN Ciherang. Sementara itu Ketua Komite SD Negeri Ciherang, Kiki Hermansyah menjelaskan, bunyi dentuman dan gemuruh memang berasal dari adanya bagian atap bangunan kelas yang ambruk. Beruntung saat kejadian sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar. “Bagian atap ruang kelas 5 ada yang ambruk. Beberapa genting menimpa plafon sehingga jatuh menimpa lantai. Yang ambruk beberapa genting dan reng atau kayu-kayu yang rapuh lalu menimpa plafon hingga membentur lantai,” ujar Kiki. Terkait penyebab ambruk, lanjut Kiki, bangunan SDN Ciherang yang sudah tua dan rapuh, ditambah dengan pada hampir sepekan ini, hujan terus mengguyur Dusun Ciherang dengan intensitas kecil hingga deras. Kiki berharap SD Negeri Ciherang ini secepatnya dibangunkan kembali di tempat lebih aman. Karena saat ini, tempatnya berada di lingkungan lokasi bencana gerakan tanah yang terjadi sejak Desember 2020. Hingga kini tanah di Ciherang masih terus bergerak apalagi musim hujan. “Kami sangat berharap secepatnya sekolah ini dipindahkan ke lokasi lebih aman. Sekolah ini ada di lokasi bencana pergerakan tanah yang terjadi sejak Desember 2020, hingga kini masih terus bergerak,” ujar Kiki. (wib)