Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani menyatakan pada Senin bahwa Sekolah Rakyat adalah program hebat yang memberi kesempatan anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk menciptakan masa depan lebih baik.
“Ini hal yang luar biasa dan kita harus konsisten mendukungnya agar lebih banyak Sekolah Rakyat didirikan. Anak-anak yang sempat putus asa bisa kita bantu, agar mereka menjadi warga Indonesia seutuhnya yang berkontribusi bagi keluarga dan masyarakat,” kata Aryani saat kunjungannya ke SMP Rakyat 6 di Pusat Handayani, Jakarta, hari Senin.
Rombongan Aryani dalam kunjungan tersebut termasuk Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, kepala sekolah SMP Rakyat 6 Regut Sutrasto, dan kepala Pusat Handayani Jakarta Masryani Mansyur.
Mereka mengamati laboratorium sekolah, aula, unit kesehatan sekolah, asrama putra, dan sebuah ruang kelas. Aryani juga menyempatkan berbicara dengan murid-murid serta membagikan snack dan susu.
Menurut Aryani, Sekolah Rakyat adalah salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto untuk memutus rantai kemiskinan.
Program ini ditujukan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang terdaftar dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Anak-anak ini memiliki akses pendidikan terbatas, meski banyak beasiswa tersedia, ujarnya.
“(Anak-anak) sering berpikir sekolah hanya mimpi. Pak Presiden prihatin akan hal ini, lalu mendirikan Sekolah Rakyat,” tegasnya.
Pada kesempatan sama, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyebut Sekolah Rakyat adalah wujud arahan presiden agar semua anak mendapat pendidikan terbaik untuk meraih cita-cita.
Pemerintah rutin mengevaluasi pelaksanaan program, dari aspek teknis, proses belajar, pengelolaan asrama, hingga pasokan makanan.
Sementara itu, kepala sekolah SMP Rakyat 6 Regut Sutrasto mengatakan setelah sebulan mengikuti sekolah berasrama gratis, siswanya sudah menyesuaikan diri dan menunjukkan kedisiplinan lebih baik. Mereka tidak terlalu rindu orang tua seperti dulu, ungkap Sutrasto.