Kalau kamu punya mimpi suatu hari duduk di acara Shark Tank bareng investor terkenal kayak Mark Cuban dan Kevin O’Leary, Rashaun Williams juga punya mimpi yang sama—dan dia berhasil mewujudkanya.
Investor sukses ini bakal kembali jadi bintang tamu di Shark Tank musim ini. Tapi buat sampe di titik ini, dia kerja keras seumur hidup, termasuk pake strategi yang dia sebut “nyolong masuk ke pesta”.
Dari kecil di Chicago selatan, kesempatan buat Williams terlihat kecil. Tapi dia gak biarin takut ditolak menghalanginya. Dia gak cuma manifes kesuksesan—dia langsung terjun, dan sering mulai dengan tiga kata: “dengerin aku dulu”.
Buat Williams, kalimat itu bukan cuma pembuka biasa. Itu caranya buka pintu yang biasanya tertutup, pake frasa itu buat mulai obrolan, promosi diri, dan masuk ke dunia yang mungkin orang lain ragu.
“Nyolong masuk ke pesta—itu yang aku dikenal,” katanya ke Fortune. “Aku gak masalah telpon orang tiba-tiba. Datang ke konferensi. Berlaku seolah-olah udah bagian dari mereka.”
Beberapa anak Gen Z udah mulai terapin ini versi mereka lewat “delulu“. Tapi Williams bilang ini pelajaran penting: tau apa yang kamu mau dan langsung kejar, dengan bersikap lebih dulu dari posisi karir kamu sekarang.
“Aku harus jadi orang private equity sebelum dapet kerjaan itu. Harus jadi investment banker sebelum direkrut. Harus jadi entrepreneur sebelum mulai bisnis. Harus jadi suami dan ayah baik sebelum nikah dan punya anak,” ujarnya.
Kekuatan jaringan kunci sukses
Begitu kamu bisa “nyolong masuk ke pesta” atau sekedar terhubung sama orang di LinkedIn, efek domino bisa terjadi—kamu gak tau siapa yang punya lowongan pas buat kamu sekarang atau nanti.
Tapi Gen Z juga harus gak ngeremehin kekuatan koneksi hangat dan magang, kata Williams.
“Aku gak tau kenapa orang udah gak lakuin ini, tapi dulu kalau ada koneksi hangat, aku dikenalin ke seseorang, trus mereka kenalin ke orang lain, dan seterusnya,” katanya.
Strategi ini bantu Williams dapet kerja pertama di Goldman Sachs umur 21 tahun. Juga bantu dia masuk ke dunia private equity.
“Tebak aku ngapain malem dan weekend? Magang di bawah orang yang lebih tua 10-20 tahun, yang kerja di private equity, beli bisnis, sementara aku bikin model LBO (leveraged buyout) dan analisis buat mereka,” ceritanya.
“Aku ngelakuin itu pas anak lain main game atau nongkrong.”
Para Shark setuju: jangan biarin takut hentikan kamu
Rekan Williams di Shark Tank setuju kalau melawan penolakan dan hater adalah bagian dari perjalanan sukses.
Kevin O’Leary, alias Mr. Wonderful, bahkan bilang dia seneng dimotivasi sama hater.
“Aku suka banget kalo ada yang bilang ‘Kamu gak bisa lakuin ini itu’,” kata O’Leary. “Dua tahun kemudian, aku buktiin mereka salah dan menang. Itu motivasi terbaik. Udah gak tentang uang—aku cuma seneng ngalahin mereka.”
Daniel Lubetzky, pendiri KIND bar yang baru jadi investor tetap Shark Tank, bilang sedikit naif itu kadang bagus.
“Bisnis yang ubah dunia biasanya dimulai orang muda, bukan kayak aku,” kata Lubetzky ke lulusan UC Berkeley tahun ini.
“Waktu kamu belum tau banyak, kamu berani coba hal mustahil. Dan kadang, kamu buktiin hal mustahil itu ternyata mungkin.”
Perkenalkan Fortune Global 500 2025, ranking perusahaan terbesar di dunia. Lihat list lengkapnya.