Pengemudi Truk Maroko yang Diculik Kelompok Negara Islam Dibebaskan di Mali

BAMAKO, Mali (AP) — Empat sopir truk asal Maroko, yang diculik pada Januari lalu di Afrika Barat oleh kelompok Negara Islam (IS) dan ditahan selama berbulan-bulan, akhirnya dibebaskan pada Minggu malam, menurut otoritas Mali.

Para sopir tersebut sedang menempuh perjalanan sejauh 3.000 mil untuk mengangkut peralatan listrik dari Casablanca ke Niamey, ibu kota Niger, sebelum dilaporkan hilang pada 18 Januari 2025 di timur laut Burkina Faso, dekat perbatasan dengan Niger.

Pemerintah Mali menyatakan dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di televisi negara pada Senin malam bahwa para sopir truk itu dibebaskan “dalam keadaan selamat” pada Minggu malam.

Mereka ditahan oleh Negara Islam di Provinsi Sahel, sebuah subkelompok dari IS. Televisi negara Mali menayangkan rekaman para sopir yang mengenakan pakaian tradisional Mali bersama pemimpin junta, Jenderal Assimi Goïta.

Pemerintah Mali menyebut pembebasan ini berhasil berkat kerja sama antara Badan Keamanan Negara Mali dan dinas intelijen luar negeri Maroko.

Mali, bersama Burkina Faso dan Niger, telah lebih dari satu dekade menghadapi pemberontakan oleh kelompok bersenjata, termasuk yang terkait dengan al-Qaidah dan IS. Setelah kudeta militer, ketiga negara ini mengusir pasukan Prancis dan beralih ke unit tentara bayaran Rusia untuk bantuan, namun situasi keamanan terus memburuk.

Pada Mei lalu, militan ekstremis menculik dua warga China dalam serangan ke lokasi penambangan emas tradisional di Mali.

Pada Februari, otoritas Maroko mengumumkan penangkapan belasan orang yang merencanakan serangan atas nama IS subkelompok Provinsi Sahel.

Maroko berupaya memposisikan diri sebagai pemimpin regional dan mempererat hubungan dengan negara-negara Sahel. Menteri luar negeri Mali, Niger, dan Burkina Faso menyatakan dukungan terhadap inisiatif Maroko yang memberi mereka akses ke Samudra Atlantik melalui pelabuhannya.

MEMBACA  Gelombang Panas Musim Dingin dan Lautan Terpanas yang Pernah Ada

Tahun lalu, Rabat menjadi mediator dalam pembebasan empat agen intelijen Prancis yang ditahan di Burkina Faso.

——

Akram Oubachir melaporkan dari Rabat, Maroko.