Kirill Stytsenko/Getty Images
Intisari ZDNET
Orang-orang mulai menggunakan AI untuk menulis pesan sensitif kepada orang tercinta.
Mendeteksi teks buatan AI semakin sulit seiring perkembangan chatbot.
Beberapa pemimpin teknologi mempromosikan penggunaan AI ini dalam strategi pemasaran mereka.
Setiap orang senang menerima surat tulisan tangan, tapi butuh waktu, kesabaran, usaha, dan terkadang beberapa draf untuk menyusunnya. Kebanyakan dari kita pernah memberi kartu ucapan kepada orang tersayang atau teman. Bukan karena tidak peduli, tapi lebih karena praktis—atau mungkin kita bingung harus menulis apa.
Sekarang, beberapa orang beralih ke chatbot AI seperti ChatGPT untuk menyampaikan ucapan selamat, belasungkawa, atau sekadar obrolan santai.
Pesan buatan AI
Contohnya, seorang pengguna Reddit di subreddit r/ChatGPT akhir pekan lalu memposting tangkapan layar pesan dari ibunya saat perceraian, yang ia curigai ditulis oleh chatbot.
Pesan itu berbunyi: "Aku memikirkanmu hari ini, dan ingin kau tahu betapa bangganya aku atas kekuatan dan keberanianmu. Butuh orang yang berani untuk memilih yang terbaik untuk masa depanmu, meski itu sulit. Hari ini adalah titik balik—menuju kedamaian, penyembuhan, dan kebahagiaan. Aku sangat mencintaimu, dan aku selalu berjalan di sampingmu ❤️😘"
Baca juga: Anthropic ingin mencegah model AI menjadi jahat—begini caranya
Si pengguna Reddit menulis bahwa pesan itu mencurigakan karena "SANGAT berbeda" dari bahasa ibunya biasa.
Di kolom komentar, banyak yang membela sang ibu—argumennya, yang penting niatnya baik. "Orang pakai ChatGPT saat bingung harus bilang apa. Niatnya kan baik," tulis salah satu komentar.
Seiring maraknya penggunaan AI generatif, makin banyak alat pendeteksi teks AI vs manusia. Salah satunya, GPTZero, melaporkan 97% kemungkinan teks dari ibu tersebut ditulis AI. Namun, deteksi semakin sulit karena chatbot makin canggih.
Baca juga: Cara membuktikan tulisanmu bukan AI dengan alat baru Grammarly
Jumat lalu, pengguna lain memposting tangkapan layar percakapan yang ia duga dibuat ChatGPT—lebih santai, membahas kehidupan pasca-kuliah. Tapi nada bahasanya memicu kecurigaan penerima. (Lucunya, si pengguna membalasnya pakai ChatGPT juga—gambaran masa depan di mana obrolan sepenuhnya ditangani AI.)
Rasa bersalah akibat AI
Ada juga yang merasa bersalah setelah menggunakan AI untuk berkomunikasi. Bulan Juni, seorang redditor menulis bahwa ia merasa "sangat bersalah" setelah memakai ChatGPT untuk membalas tantenya.
"Balasannya sempurna—sangat bijak dan menjawab semua pertanya. Dia bilang itu pesan terindah yang pernah diterimanya sampai ia menangis. Aku merasa bersalah!"
Sentimen buatan AI bahkan dipromosikan industri. Contohnya, iklan Google musim Olimpiade tahun lalu menampilkan seorang ibu menggunakan Gemini untuk menulis surat penggemar atas nama putrinya kepada atlet AS Sydney McLaughlin-Levrone.
Google akhirnya menghapus iklan itu setelah mendapat kritik keras karena dianggap tidak pantas memakai AI sebagai "perantara" emosi manusia.
Bagaimana membedakannya?
Seperti AI pembuat gambar yang sering salah mengeja atau memberi jari ekstra, teks AI punya ciri khas:
- Nada tidak personal—terlalu umum dan tidak mencerminkan gaya bicara orang tersebut.
- Tidak menyebut kenangan spesifik—kecuali diminta secara eksplisit.
- Terlalu rapi dan formal—terkadang berlebihan.
- Sering pakai tanda pisah (—)—kesukaan ChatGPT.
Anda bisa memakai GPTZero atau alat deteksi teks AI lainnya untuk memeriksanya.
Dapatkan berita teknologi terbaru setiap pagi di Newsletter Tech Today.