Pekerja Sangat Mendambakan Persahabatan di Tempat Kerja
Menurut survei dari perusahaan audit, pajak, dan konsultan KPMG yang dirilis Selasa, 57% pekerja lebih memilih pekerjaan dengan gaji 10% lebih rendah dari pasaran asalkan bisa kerja bareng teman-teman, dibanding kerja dengan gaji 10% lebih tinggi tapi tanpa persahabatan dekat.
"Premi persahabatan" ini menunjukkan bahwa hubungan di tempat kerja bernilai sekitar 20% dari gaji seseorang.
Di sisi lain, 45% orang melaporkan merasa kesepian di tempat kerja, naik hampir dua kali lipat dari laporan KPMG tahun lalu. Selain itu, 81% pekerja menganggap hubungan di kantor sangat penting.
Tahun ini, KPMG mensurvei 1.019 karyawan tetap tentang pentingnya gaji, teman di kantor, keseimbangan kerja-hidup, kesempatan belajar, budaya perusahaan, dan peran teknologi.
Menurut Sandy Torchia, Wakil Ketua KPMG AS untuk talenta dan budaya, penelitian ini dilakukan karena hubungan manusia dinilai penting untuk kesuksesan bisnis.
"Survei kami tahun 2024 menunjukkan persahabatan di tempat kerja sering diremehkan padahal bisa atasi kesepian, kelelahan, dan kurang keterlibatan. Tahun 2025, masalah ini malah makin banyak," katanya.
Nilai Persahabatan di Tempat Kerja
Kelsey Szamet, pengacara ketenagakerjaan, bilang wajar kalau ada karyawan yang lebih memilih gaji lebih rendah asal bisa kerja bareng teman.
"Budaya organisasi yang hangat sering lebih penting bagi karyawan daripada gaji besar," ujarnya. "Lingkungan kerja penuh kepercayaan dan persahabatan bikin orang betah lama di perusahaan meskipun gajinya tidak setinggi langit."
Erin Eatough, ahli psikologi dan pendiri Fractional Insights, mengatakan tren ini mencerminkan perubahan nilai di dunia kerja.
"Orang tidak hanya mengejar uang, tapi juga makna, perkembangan, dan hubungan," jelasnya.
Survei Fractional Insights juga menunjukkan lebih dari 50% karyawan merasa harus selalu waspada di tempat kerja.
"Perasaan seperti itu menandakan kurangnya rasa percaya dan kebersamaan, yang lama-lama mengurangi motivasi dan inovasi," tambah Eatough.
Persahabatan di tempat kerja juga bisa jadi dukungan saat karyawan menghadapi diskriminasi atau pelecehan, kata Szamet.
Perbedaan Generasi & Persahabatan dengan AI
Menurut survei KPMG, Gen Z paling menghargai persahabatan di tempat kerja. Sebanyak 66% Gen Z memilih pekerjaan dengan premi persahabatan, diikuti baby boomers (58%), milenial (57%), dan Gen X (55%).
Torchia bilang, pekerja muda lebih bergantung pada teman kerja untuk masalah kesehatan mental dan kelelahan. Mereka juga cenderung melihat teman kerja sebagai "penghubung sosial" dan tempat curhat.
AI juga menjadi teman bagi sebagian pekerja. Survei KPMG menunjukkan 99% pekerja tertarik pada chatbot AI yang bisa jadi teman kerja, tapi 49% menganggap teknologi ini menciptakan hubungan palsu dan menggantikan percakapan mendalam dengan interaksi dangkal.
"AI bisa jadi alat untuk mengurangi kesepian, tapi juga memperbesar keinginan kita akan hubungan yang asli," kata Torchia.
Eatough menambahkan, semakin banyak hal yang diotomatisasi, semakin berharga hubungan manusia.
"Kita harus hati-hati agar tidak menciptakan tempat kerja yang kaku demi efisiensi," ujarnya. "Tapi kalau kita prioritaskan manusia, AI dan hubungan asli bisa berkembang bersama."