Sekitar 100 Truk Bantuan Masuk ke Gaza saat Israel Mulai ‘Jeda Taktis’

Di tengah bayangan krisis kelaparan yg mengancam di Jalur Gaza, pengiriman bantuan skala besar akhirnya tiba di wilayah pantai yang terkepung dan dilanda konflik untuk pertama kalinya dalam berbulan-bulan pada Minggu kemarin.

Menurut sumber di wilayah Palestina, sekitar 100 truk pengangkut barang bantuan untuk penduduk yang menderita berhasil masuk ke Jalur Gaza melalui perlintasan perbatasan Kerem Shalom.

Beberapa jam sebelumnya, militer Israel mengumumkan bahwa mereka akan menerapkan “jeda taktis aktivitas militer untuuk tujuan kemanusiaan” secara harian di sebagian wilayah Jalur Gaza mulai pukul 10 pagi hingga 8 malam (0700-1700 GMT) hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Jeda ini berlaku untuk wilayah al-Mawasi di barat daya, Deir al-Balah di tengah, dan Kota Gaza di utara—daerah-daerah yang menurut mereka tidak sedang dioperasikan oleh pasukan Israel.

Israel sebelumnya menetapkan al-Mawasi sebagai “zona kemanusiaan” di awal perang. Namun, militer telah beberapa kali menyerang wilayah tersebut, menewaskan banyak orang. Deir al-Balah merupakan lokasi gudang pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menurut WHO rusak saat pasukan darat Israel pertama kali memasuki area itu.

Selain itu, koridor kemanusiaan akan diberlakukan dari pukul 6 pagi hingga 11 malam untuk memungkinkan PBB dan organisasi bantuan mendistribusikan makanan serta obat-obatan kepada penduduk Gaza, kata militer.

Koordinator Bantuan Darurat PBB, Tom Fletcher, menyambut baik pengumuman militer Israel. “Dalam kontak dengan tim di lapangan yang akan melakukan segalanya untuk menjangkau sebanyak mungkin orang kelaparan dalam kesempatan ini,” tulisnya di X.

Program Pangan Dunia (WFP) menegaskan lewat X: “@WFP punya tim di lapangan dan cukup makanan untuk menjangkau masyarakat yang membutuhkan di seluruh Jalur Gaza dalam skala besar.”

MEMBACA  Ledakan terdengar di Lebanon saat Israel bersumpah untuk menyerang situs keuangan Hezbollah.

“Sekarang saatnya bertindak,” tulis Direktur WFP Cindy McCain di X.

UNICEF, badan amal anak-anak PBB, menyambut positif pengumuman Israel tentang pengiriman bantuan udara.

“Ini kesempatan untuk mulai membalikkan bencana ini dan menyelamatkan nyawa,” tulis UNICEF di X.

“Sejak gencatan senjata runtuh pada Maret, anak-anak terperangkap dalam mimpi buruk dan kehilangan kebutuhan dasar untuk bertahan. Mereka kelaparan, trauma, dan tak punya tempat aman.”

“Seluruh populasi lebih dari 2 juta orang di Gaza mengalami kerawanan pangan parah. Satu dari tiap tiga orang belum makan berhari-hari, dan 80% kematiaan akibat kelaparan adalah anak-anak.”

Langkah Israel ini muncul sebagai respons atas kritik internasional yang semakin keras terhadap operasi militernya di wilayah Palestina. Sejak Israel mengakhiri gencatan senjata pada Maret, hanya bantuan terbatas yang masuk ke Gaza.

WHO baru-baru ini memperingatkan krisis kelaparan mematikan di kalangan warga Gaza. Israel membantah risiko kelaparan, menyebutnya sebagai “kampanye” kelompok Islamis Hamas.

Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Israel yang beraliran keras, Itamar Ben-Gvir, mengkritik pengiriman bantuan besar-besaran ke Gaza.

Dalam unggahan di X, Ben-Gvir menyebut langkah ini sebagai tamparan bagi prajurit Israel.

“Mengirim bantuan kemanusiaan sama saja dengan mempertahankan hidup musuh,” tulisnya.

Perang Gaza dipicu oleh serangan Hamas dan kelompok ekstremis Palestina lainnya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 warga ke Gaza.

Sejak itu, hampir 60.000 orang di Gaza tewas menurut otoritas kesehatan yang dikendalikan Hamas. Angka ini, meski tak dapat diverifikasi secara independen dan tidak membedakan warga sipil dengan pejuang, dianggap cukup akurat oleh organisasi PBB.

Militer Israel menyatakan semalam tujuh palet bantuan—termasuk tepung, gula, dan makanan kaleng—dari organisasi internasional dijatuhkan ke Gaza.

MEMBACA  Empat Wartawan Bebas dari Tuduhan Peliputan Protes Istanbul

Surat kabar The Times of Israel melaporkan ini pertama kalinya Israel mengirim bantuan udara ke Gaza sejak perang dimulai, setelah sebelumnya hanya mengizinkan negara lain melakukannya.

Warga Palestina membawa karung tepung dari konvoi bantuan kemanusiaan saat berjalan di sepanjang Jalan al-Rashid. Latar belakang krisis kelaparan yang mengancam Gaza, pengiriman bantuan besar-besaran tiba di wilayah pantai yang terkepung untuk pertama kalinya dalam berbulan-bulan pada Minggu. (Omar Ashtawy/APA Images via ZUMA Press Wire/dpa)