Iran Gelar Pertemuan dengan Kekuatan Eropa di Tengah Ancaman Sanksi Nuklir Baru | Berita Konflik Israel-Iran

Pembicaraan Nuklir Iran-E3 Dilanjutkan di Istanbul, Ancaman Sanksi "Snapback" Mengintai

Para diplomat Iran bertemu dengan rekan-rekan mereka dari Jerman, Inggris, dan Prancis untuk melanjutkan pembicaraan nuklir, di tengah peringatan bahwa tiga kekuatan Eropa tersebut dapat mengaktifkan sanksi PBB "snapback" yang diatur dalam kesepakatan 2015.

Pertemuan yang berlangsung di Istanbul, Turki, pada Jumat pagi ini merupakan yang pertama sejak serangan Israel terhadap Iran pertengahan Juni lalu, yang memicu konflik sengit selama 12 hari. AS turut campur dengan mendukung Israel dan menyerang situs-situs nuklir kunci Iran.

Serangan Israel—yang menewaskan komandan senior, ilmuwan nuklir, serta ratusan warga sipil saat wilayah permukiman juga disasar—juga menggagalkan pembicaraan nuklir AS-Iran yang dimulai pada April.

Iran menyatakan bahwa pertemuan ini adalah kesempatan bagi kelompok E3 (Jerman, Inggris, Prancis) untuk memperbaiki sikap mereka terkait isu nuklir Iran. Juru bicara Kemenlu Esmaeil Baghaei dalam wawancara dengan IRNA menegaskan bahwa wacana memperpanjang Resolusi DK PBB 2231 adalah "tidak bermakna dan tidak berdasar".

Resolusi tersebut, yang mengukuhkan kesepakatan 2015 antara Iran dan kekuatan dunia—di mana Iran membatasi pengayaan uranium sebagai imbalan keringanan sanksi—akan kedaluwarsa Oktober nanti. Resolusi itu juga memuat hak negara-negara besar untuk memulihkan sanksi PBB.

E3 telah mengancam akan mengaktifkan "mekanisme snapback" untuk memberlakukan kembali sanksi pada Iran akhir Agustus, berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 yang nyaris mati setelah ditinggalkan sepihak oleh Presiden AS Donald Trump pada 2018.

Opsi snapback akan berakhir Oktober, dan Teheran telah memperingatkan konsekuensi jika E3 memilih menggunakannya. Wakil Menlu Iran Kazem Gharibabadi, yang hadir dalam pertemuan ini bersama diplomat senior Majid Takht-Ravanchi, menegaskan bahwa pengaktifan sanksi "sangat ilegal". Dia juga menuduh negara-negara Eropa "menghentikan komitmen" mereka pasca-ke

MEMBACA  Italia Mulai Mengirim Migran ke Albania, Menghidupkan Kembali Program yang Terhenti